Setelah bertemu dengan keluarga Cortez dan mendapati satu keluarga itu berusaha menantangnya, Lucas benar-benar dibuat kesal luar biasa. Terlebih dengan putri bungsu yang bernama Aileen tersebut. Sungguh! Lucas ingin sekali membuat perempuan itu bertekuk lutut di kakinya. Karena keberaniannya itu benar-benar membuatnya muak. Dia terlihat tak gentar dengan ancaman yang diberikan oleh Lucas, dan hal itu semakin membuatnya inin menghancurkan satu keluarga itu sampai tak bersisa.
Karena rasa kesalnya yang sudah mencapai ubun-ubun, Lucas memilih menghabiskan malamnya di club malam terkenal, dengan menghabiskan beberapa botol minuman keras. Setelah menemui keluarga Cortez tadi, kemarahannya semakin menjadi-jadi dan sungguh ia tidak tahan lagi dengan semuanya. Amarahnya semakin meluap dan saat itu bayangan masa lalunya kembali terlintas.
Bagaimana dia hidup sebatang kara setelah kedua orang tua dan adiknya meninggal, dan bahkan tidak ada satu pun keluarganya yang ingin menampungnya dan itu semua karena Rean Cortez. Dia ingat bagaimana dia harus hidup di jalanan dan besar di jalanan.
Karena di tempat itulah juga dia bertemu dengan Aileen Lovanna Cortez, merasakan perasaan berbeda untuk pertama kalinya, yang baru disesalinya sekarang ini. semuanya kini teringat dari awal sampai ia menjadi sekarang ini. Kenangan buruk yang dipenuhi kesakitan luar biasa.
Hal tersebut kembali membawa Lucas untuk berkelana ke bayang-bayang masa lalunya. Sesuatu yang tidak akan pernah dilupakan seumur hidupnya. Dan ia akan memastikan siapa pun yang telah membuat kehidupannya berantakan dan rusak seperti ini. Ia akan membuat mereka semua membayar segalanya. Lucas berjanji akan menghancurkan keluarga Cortez sampai ke akar-akarnya, dan itu bukan hanya bualan semata. Karena Lucas sangat bersungguh-sungguh menghancurkan mereka semua.
****
Dua puluh tahun yang lalu!
Sejak Lucas Cullen William berumur tiga belas tahun, dia mengalami kekecewaan dan kesedihan yang sangat mendalam, kematian keluarganya dalam kecelakaan tragis sampai sekarang tidak bisa dia lupakan. Semuanya bermula pada saat kedua orang tuanya mengalami kecelakaan mobil, yang lambat laun diketahui sengaja disabotase oleh rival bisnis ayahnya.
Ayahnya, William, memiliki bisnis dunia malam, katakanlah ia seorang mafia yang cukup terkenal. Tetapi karena kesuksesan bisnisnya, pada akhirnya menimbulkan rasa iri dari rivalnya. Kebencian itulah yang melandasi untuk membunuh dan menghancurkan keluarga William. Tidak hanya dibuat celaka, tetapi orang itu juga mengambil alih segala kekayaan dan bisnis William tanpa menyisakan sepeser pun untuk Lucas.
Orang itu kemudian menendang Lucas keluar dari rumahnya sendiri, rumah masa kecilnya tempat di mana dia bernaung bersama kedua orang tuanya. Orang jahat itu tidak menyisakan sepeser pun untuk seorang Lucas. Hal itulah yang membentuk monster kecil, penuh dendam dan kebencian itu semakin membesar. Lucas pun bertekad untuk menghancurkan siapa pun yang telah menghancurkan hidup dan keluarganya.
Sejak saat itu Lucas merangkak dari bawah, menjadi gelandangan di jalan besar demi sesuap nasi. Tidur beralaskan tanah dan beratapkan langit, tubuhnya menjadi kurus kering tidak terawat. Tidak ada lagi baju mewah yang melekat di tubuhnya, tidak ada lagi makanan enak yang masuk ke perutnya. Hanya sepotong roti yang didapatinya di tempat sampah yang sudah mengering dan berjamur, ataupun sisa-sisa makanan yang didapatinya di tong sampah. Keadaan sudah banyak mengajarinya banyak hal. Namun, Lucas mana peduli, yang terpenting perut kecilnya terisi dan rasa laparnya bisa tertahan. Serta dia bisa hidup dan membalaskan dendamnya. Itu sudah cukup.
Lucas sama sekali tidak menyangka kalau akan menghadapi sebuah hidup yang sangat kejam. Terbiasa dimanja dan menjadi putra orang kaya membuatnya tidak terbiasa, di tengah rasa bahagia hidup berkecukupan tiba-tiba dihadapkan sebuah permasalahan hidup yang begitu menyiksa.
Seorang Lucas dipaksa untuk hidup di jalanan, orang jahat itu sengaja membiarkan Lucas hidup tersiksa dan menderita. Tidak ada lagi yang bisa menerimanya, semua keluarga yang dielu-elukan ternyata adalah orang baik yang berkedok pura-pura. Semua hanya harta, mereka memilih menutup mata dan sama sekali tidak berniat menolong Lucas.
Di tengah kebingungannya, di jalanan besar yang begitu asing buatnya, di bawah terik matahari yang seakan membakar kulit putihnya, Lucas berdiri, begitu linglung. Sampai kemudian seorang remaja tanggung yang sepertinya tiga tahun lebih tua darinya datang menghampiri dan mengajaknya berbicara.
"Anak baru di sini?"
Lucas hanya diam, sama sekali tidak mengerti dengan arti dari pertanyaan anak lelaki tersebut.
"Jangan berdiam diri seperti itu. Ayo cari uang! Kalau bos melihat, kamu tidak akan kebagian makan malam." Remaja tanggung itu kembali berkata, yang masih terdengar aneh di telinga Lucas. Sungguh! Dia sama sekali tidak mengerti dan masih asing dengan dunia keras ini yang baru didatanginya.
"Kau tuli, huh? Atau kau bisu?" gertak remaja itu kasar. Anak remaja itu tidak suka diacuhkan, oleh karena itu ia menjadi marah karena laki-laki di depannya hanya menatapnya dengan bola mata yang berkaca-kaca.
Lucas mendongak dan memperhatikan rupa anak lelaki yang baru saja membentaknya. Remaja di depannya memiliki tubuh yang sangat kurus. Tubuhnya sama sekali tidak terawat, dengan pakaian yang robek sana sini. Kulitnya kecokelatan, yang mungkin akibat dari terkena paparan sinar matahari langsung.
"A–aku ... aku tidak mengerti dengan apa yang kau katakan," cicit Lucas sambil menundukkan kepala. Terbiasa dimanja dan mendengar suara lembut dari ibunya, seketika mendapatkan teriakan dan bentakan membuatnya ketakutan.
Remaja tanggung itu kemudian menatap Lucas dari atas sampai bawah. Meskipun hanya melihat sekilas, sudah ketahuan kalau anak di depannya itu adalah anak orang kaya. Wajah tampannya serta kulitnya yang bersih, dan jangan lupakan atribut yang dikenakan sudah menunjukkan kalau anak itu memang berasal dari keluarga kaya raya.
"Kau sepertinya anak orang kaya, apakah kau tersesat? Mau aku tunjukkan jalan pulang, aku cukup mengenal kota ini." Remaja itu lalu menyarankan ketika sudah menyadari anak di hadapannya bukanlah anak jalanan seperti dirinya.
Lucas menggeleng. "Aku tidak punya keluarga. Aku sama seperti kalian." Lucas berkata jujur, karena pada dasarnya ia memang sudah tidak punya keluarga. Semuanya telah dimusnahkan oleh orang kejam yang begitu dibencinya.
Remaja tanggung itu tampak terkesiap. Menilik dari pakaian laki-laki itu, dia pasti anak orang kaya. Wajahnya juga ganteng dan terawat dengan tubuh yang proporsional, yang dibalut dengan pakaian mewah. Mana mungkin dia mengatakan kalau dirinya juga adalah anak jalanan? Apakah anak itu mencuri pakaian mewah itu?
Namun, dia tidak bertanya lebih jauh lagi. Dia sudah mendapati banyak orang sejenis seperti anak lelaki penakut di depannya. Mungkin dia anak orang kaya yang sengaja dibuang atau mungkin keluarganya meninggal dan meninggalkannya seorang diri. Entahlah ... dia tidak mau bertanya lebih panjang lagi tentang keluarga.