semenjak kejadian pada hari itu, aku meminta Selin untuk merahasiakan segala sesuatu yang terjadi padaku terutama, keluargaku dan Ryan.
entah aku harus bagaimana menghadapi ke'adaan ku saat ini.
aku sudah membuat janji temu dengan dokter untuk memeriksakan ke adaan ku pagi ini tentu aku pergi sendiri agar tidak ada yang tahu hasil pemeriksaan nya.
"mah,nanti kalo si teteh nyariin,bilang aja Ine mau pergi dulu ketemu temen.." Ucap ku berbohong pada ibu ku. "Iyah udah tapi jangan lama-lama ya, hati-hati di jalan jaga keselamatan kamu.." Ucap ibu ku yang sedang sibuk menjahit pakaian nya. "iya mah, assalamualaikum.." jawab ku bergegas pergi.
Begitu sampai di Rumah Sakit,aku langsung menemui sang dokter.
"pagi Ine.. sudah siap tuk di periksa?" tanya sang dokter. "sudah dok.." sahut ku. "baik, silahkan kamu berbaring di sini.." Ucap sang dokter.
setelah menjalani pemeriksaan, aku pun bertanya akan hasil pemeriksaan nya "dok, gimana hasil nya..?" tanya ku dengan wajah cemas berharap aku baik-baik saja. "mmmm..sebaik nya keluarga kamu mengetahui hal ini" ujar sang dokter. "Jangan dok.. jangan beri tahu keluarga saya,saya tidak ingin mereka cemas dok.." sahut ku dengan cepat memotong bicara nya. "baiklah, dengan berat hati saya mengatakan.... bahwa Kamu terkena kanker otak stadium 2, hal ini bisa terjadi karena ada nya faktor genetik,terpapar radiasi dan sebagai nya.. " Ujar nya jelas memberitahukan hasil pemeriksaan yang sontak saja membuat ku terkejut. "A..aaa apa dok,kanker otak?" Ucap ku terbata-bata dan seluruh tubuh ku gemetar seakan aku tak berdaya menahan diri yang melemah setelah mendengar kenyataan nya. "apakah dari keluarga kamu ada riwayat penyakit kanker??" tanya sang dokter. "tidak ada dok.." sahut ku.
"kalau begitu kamu harus rutin cekUp dan menjalani beberapa perawatan kemo, untuk memperbesar peluang sembuh dari kanker yang kamu derita.." Ucap sang dokter dengan memberi keterangan jelas pada ku. "baik dok.." sahut ku dengan nada melemah.
"akan saya tuliskan resep obat nya.." Ucap sang dokter.
setelah mengetahui hal ini,aku berusaha tetap ceria menutupi kejadian ini seolah-olah aku baik-baik saja dan tidak terjadi apa-apa.. "aku pasti sembuh dan bisa melalui semua ini, ini juga masih stadium awal dan pasti masih banyak harapan dan peluang untuk sembuh dari kanker ini.." gumam ku meyakinkan diri ku sendiri.
catatan hasil periksa itu aku sembunyikan ke dalam lemari di bawah pakaian ku. "hhuuufft... Ryan juga jangan sampe tau hal ini" gumam ku yang tiba-tiba saja terpikirkan ryan.
"Derrrtt....Derrrtt...Derrrtt.." (pesan masuk)
Ryan : kamu lagi di mana beyy??
Aku : Di rumah beyy
Ryan : besok kita jalan yuk..
Aku : Kemana?
Ryan : kemana aja yang kamu suka❣️..
Aku : mmmmm oke deh.. tapi jam berapa??
Ryan : besok aku telpon sebelum jemput kamu..
Aku : Oke beyy
Ke esokkan hari nya,Ryan menelpon dan meminta aku prepare sebelum dia datang..
dan di hari itu aku pergi dengan Ryan ke beberapa tempat wisata, ga lupa juga aku bawa obat yang di resepkan dokter untuk jaga-jaga efek dari kanker aku kambuh.
setelah kami menjelajah tempat wisata,aku dan Ryan pergi ke sebuah caffe untuk isi perut..
"baru saja kemarin aku memikirkan Ryan,dan hari ini dia ada di sampingku menemani ku.." Gumam ku saat memandangi nya. "heiii..liatin aku sampe segitu nya beyy..kenapa??" ujar Ryan yang menyadarkan tatapan ku. "mmmm.. engga kok,suka aja aku liatin kamu.." ucap ku sambil tersenyum. "awas,nanti malah ga bisa tidur.." sahut nya mengejek ku sembari mengusap kepala ku. "ohh yaa.. ada yang mau aku omongin ke kamu beyy tapi nanti.." sambung nya lagi. "mau ngomong apa? kenapa ga sekarang aja ngomong nya..??" sahut ku yang penuh tanda tanya. "nanti yaaa.. tunggu waktu yang tepat,baru aku kasih tau apa yang mau aku sampein ke kamu.." Ujar Ryan dengan senyum di wajah nya seolah-olah memberi ku keyakinan tuk percaya pada ucapan nya. "mmmm..oke aku tunggu hari itu tiba" sahut ku mempercayai perkataan nya. seketika saat itu,aku merasakan gejala sakit ku kambuh ketika sedang bersama Ryan "aku pergi ke toilet dulu beyy.." Ucap ku yang mulai bergegas pergi dari hadapan nya agar Ryan tidak mengetahui aku sakit. "duhhh,kenapa harus kumat sii.. untung nya langsung cepet-cepet ke toilet.klo engga,udah pasti nyucur nih darah dari idung.." gerutu ku di hadapan cermin sembari menghapus darah di hidungku. "Untungnya obat yang dari dokter itu di bawa + air mineral kemasan kecil yang aku beli di jalan tadi.." ocehan ku sembari mengeluarkan obat-obatan itu dan membuka nya satu persatu. setelah selesai meminum nya aku pun kembali ke hadapan Ryan. "ehh.. bentar deh,kaya nya ada yang aneh di kamu" Ucap Ryan yang begitu memperhatikan wajah ku. "kamu sakit?? muka kamu pucet loh.." sambung nya lagi dengan ekspresi khawatir. "masa iya siihh?? mungkin aku kurang Touch Up beyy.." Ucap ku mengalihkan nya dan merapihkan makeUp ku di depan Ryan.. "tuhh,udah ga pucat lagi kan!!.." Ujar ku dengan nada ceria dan yakin. "hhmmm gitu ya,tapi beneran ga sakit kan??" tanya nya lagi. "engga kok tenang aja lagian kesehatan aku tuh baik-baik aja,kalo aku lagi sakit.. ga mungkin aku keluar sama kamu beyy.. udah pasti aku istirahat di rumah.." sahut ku meyakinkan nya. "Iyah juga sih.." sahut nya.
"yaudah yuk kita pulang.." Ucap ku sambil menarik tangan Ryan untuk mengajak nya pulang.
setelah hari itu,kesehatan ku mulai menurun di setiap waktu nya dan aku semakin rutin mendatangi dokter untuk mengecek ke'adaan sekaligus mengecek perkembangan kanker ku.. aku berharap, aku akan sembuh dari kanker ini.