Maya dan Elzar sudah terkapar di atas ranjang, dengan peluh yang menghiasi wajah dan tubuh mereka. Dinginya pendingin ruangan, tidak bisa mendinginkan tubuh mereka yang sedang dilanda kehangatan itu.
Maya yang sejak awal, tidak ingin melayani suaminya terlebih dahulu. Terpaksa melakukannya, karena semakin di larang, maka Elzar akan semakin tertantang. Bahkan ketika Maya berbohong mengenai dia yang datang bulan saja, tidak di dengarkan oleh suaminya itu.
Elzar akan langsung melihat kebenarannya dan Maya yang ketahuan berbohong, hanya bisa pasrah, memeriksa semua yang di lakukan oleh suaminya itu, kepada tubuhnya, sampai terlihat lemas begini.
"Aku lelah, El...."
Maya merengek, karena tangan sang suami, sekarang tengah meraba kedua gunung kembarnya yang masih sangat sensitif, setelah pelepasan mereka tadi.
"Hehehehe, maaf sayang. Aku hanya tidak sengaja memegangnya, karena sangat gemas dengan bentuknya yang semakin bulat, padat dan semakin kenyal saja, seperti seorang perawan."