Setelah lelah bertengkar dan meledek kakaknya, Maya berjalan membawa perut besarnya yang semakin terasa begah, kalau di ajak jalan dan duduk. Bahkan, punggung Maya sudah sering sekali terasa sangat pegal. Untung saja ada Mama Indah dan Mami Monica yang siap siaga mengelus punggung Maya, tanpa diminta oleh Maya.
Maya berjalan dengan sangat santai, sambil melihat sekeliling bangunan Vila yang tidak pernah membuat Maya bosan melihat keindahan yang terdapat dalam setiap furniture yang di buat oleh mertuanya itu.
Maya berjalan seperti biasa dan saat akan masuk kedalam kamar. Maya mulai merasakan perasaan aneh. Bahkan, anaknya juga bergerak di dalam perutnya, tidak seperti biasanya.
"Anak Mami kenapa malah grasak grusuk di dalam sayang. Abang udah sesak dan ingin cepat-cepat keluar, ya.... Udah sempit, karena Abang udah tambah besar ya?" ucap Maya berbicara dengan anaknya dengan sangat lembut, sambil terus menerus mengusap perutnya yang terasa agak nyeri dengan tendangan anaknya.