Mami Monica berlari menaiki tangga, karena sekarang anak dan juga suaminya tengah berolahraga di tempat yang telah keluarga Wijaya siapkan di dalam Vila itu dan kebetulan berada di lantai dua.
"PAPI!"
"PAPI!"
Mami Monica masih berlari, sambil tangannya memegang buku Diary yang telah membuat dirinya sangat ketakutan.
Maya yang melihat Maminya, yang selalu bertingkah negatif thinking dan over protektif kepada dirinya, sejak kepergian Elzar satu bulan lalu. Hanya diam dan melihat saja, akan seperti apa, seluruh penghuni Vila mewah ini, akan memberikan Maya nasihat yang bahkan tidak Maya mengerti.
Maya hanya ingin menyampaikan apa yang sedang dia rasakan dalam sebuah kata-kata, apa itu sangat salah. Padahal Maya hanya ingin, mengatakan satu kata yang sangat mewakili hatinya, supaya saat anaknya sudah lahir. Dia bisa melihat keseruan Maya selama mengandung dan melahirkan dirinya ke dunia ini.