Elzar terperangah, saat dengan santainya, sang kekasih ingin membuka celananya. Untung saja, Elzar masih belum di kuasai oleh nafsu, langsung menepis tangan yang sangat nakal itu.
"AYO KITA MELAKUKANNYA! AKU JUGA INGIN MERASAKAN KEPERKASAAN KAMU! AKU JUGA INGIN BERCINTA DENGAN KAMU ELZAR HARIS WIJAYA!" pekik Zaza dengan luapan emosi yang sangat besar. Tangan Zaza bahkan, selalu berusaha membuka celana Elzar tanpa pantang menyerah. Sampai dirinya bisa mendapatkan semua itu.
"Aku tidak bisa, Za! Please, jangan buat aku kasar sama kamu! Aku tidak ingin melukai, kamu, Za. Kita pernah saling mencintai dan aku, tidak ingin, kita berakhir menjadi musuh. Tolong hargai aku."
Zaza menatap Elzar semakin marah. "Hargai kamu bilang! Hargai apa lagi! Aku sudah menunggu kamu, aku sudah menunggu kami selama bertahun-tahun. Tapi, kamu malah lebih memilih menikahi wanita lain. Bahkan, kalian menikah secara diam-diam. Apa kalian takut sama aku! IYA!"