Liam tercekat dan gelagapan mendengar setiap kata-kata sarkas yang diucapkan oleh adik iparnya itu. Liam merasa sangat tidak berguna sekali sekarang. Semua mata menatap kearahnya dengan pandangan yang berbeda-beda. Untung saja, sang istri, Monica sudah terlelap dan tidak mendengar kata-kata kasar yang pasti akan menyakiti hatinya juga.
Liam menatap wajah Rina tidak dengan tatapan angkuh seperti biasanya. Jemari Liam saling bertaut untuk menghilangkan rasa gelisah. "Kamu benar kalau aku banyak sekali dosa dengan anak aku Maya, Rina. Tapi, kamu tidak bisa mengatakan hal seperti itu kepada aku sekarang. Walaupun aku terkesan sangat jahat dan tidak pernah mau mengerti tentang keinginan anak aku. Tapi, asal kamu tau, Maya selalu berada dalam pengawasan aku." ucap Liam lantang. Dia tidak mau disalahkan disini.