Maya mengelus punggung tegap suaminya. Yang perlahan sudah mulai tenang.
"Jika aku, melakukan sesuatu yang sangat mengerikan, ketika ingin melindungi kamu dan anak-anak kita. Jangan pernah marah atau jijik dengan semua yang aku lakukan, sayang. Aku akan menjadi gila, kalau dia berani melukai kamu, sayang. Aku tidak akan mengampuni mereka semua."
"Lakukan semuanya, jika menurut kamu, itu yang terbaik untuk situaasi seperti sekarang, sayang. Aku tidak akan marah atau jijik dengan kamu. Kita sudah lama menikah dan aku sudah menerima semua kekurangan dan kelebihan kamu dengan sangat baik."
"Jangan khawatirkan aku, sayang. Aku akan patuh dan tidak akan melanggar larangan kamu. Aku akan selalu di Mansion kita saja, sampai semua masalah ini selesai."
Elzar tidak berbicara lagi. Yang dia butuhkan adalah pelukan sang istri. Untuk meredakan amarahnya yang sudah hampir tidak terkendali, padahal ada kedua anak mereka, yang bisa melihat Papinya yang sangat menakutkan.
