Di bagian lain dari rumah sakit.
"Bima, apa kau tahu sudah berapa banyak orang yang kubunuh?" Renny berkata dengan gembira sambil makan bubur daging yang Bima berikan, "Setidaknya sepuluh orang! Kamu tidak tahu seberapa kritis situasinya, aku hanya ingin cepat pergi. Dan Alana, Ya Tuhan, dia adalah idola baruku!"
Renny berbicara tanpa henti, dan Bima mendengarkan dengan sangat hati-hati, sambil menunjukkan senyum tipis di wajahnya. Kelembutan di matanya bisa meluluhkan siapapun.
Setelah makan sesendok bubur yang disiapkan oleh Bima, Renny berhenti sejenak dan kemudian melanjutkan: "Aku benar-benar tidak menyangka bahwa Alana bisa begitu mendominasi! Sherin benar-benar bukan apa-apa dibandingkan dengan dia! Aku benar-benar bodoh sebelumnya! Tunggu, apa kamu takut membunuh begitu banyak orang?"
Topik Renny akhirnya beralih padanya. Bima menatapnya, memikirkannya dengan serius, dan berkata dengan wajah serius: "Takut."
Mata Renny melebar: "Takut?"
