"Apa katamu?"
Fransisco terkejut, dan bertanya dengan suara bodoh.
Dia tidak akan pergi, jadi Marlin menghela nafas lega, "Kubilang aku takut semakin dalam dan lebih dalam."
"Bukan kalimat ini, kalimat pertama, ucapkan lagi!"
"Itu karena aku menyukaimu."
Marlin tersipu. Dia mengatakannya dengan jujur lagi.
Dia memeluknya dari belakang, dalam semacam postur retensi, dan untuk pertama kalinya dia mengatakan apa yang dia suka, alih-alih mencoba yang terbaik untuk mengusirnya.
Fransisco kehilangan segalanya di dalam hatinya, dan tiba-tiba berbalik dan memeluk Marlin dengan erat.
"Marlin! Marlin!"
Dia memanggil namanya, lengannya menegang.
Marlin bisa merasakan kegembiraan dan penghargaannya, dan dia juga mengangkat tangannya untuk memegang Fransisco.
"Apa kau tidak marah? Kau memaafkanku?"
Fransisco memegangi wajah Marlin. "Untung saja istriku tidak diperkosa beramai-ramai. Kenapa aku harus marah?"