Giandra setuju, memberi isyarat kepada seorang pelayan untuk membawa Jenny ke kamar di lantai atas.
Setengah jam kemudian, Giandra membawa gaun itu ke pintu kamar Jenny, dia membunyikan bel pintu, tetapi menemukan bahwa pintunya tidak terkunci dan tidak ada jawaban di dalamnya.
"Bu?"
Giandra sedikit bingung, pintu terbuka begitu dia mendorong, dan dia masuk dengan gaunnya.
Tapi tidak ada orang di ruangan itu, dia mengerutkan kening dan mengeluarkan ponselnya, mencari nomor telepon Jenny.
Pada saat ini, seorang wanita berpakaian putih keluar dari kamar mandi dengan telanjang kaki.
Mengenakan jubah mandi, dia datang ke belakang Giandra, menggigit bibirnya, mengangkat tangannya dan memeluk Giandra dari belakang.
"Tuan Fajar ..." teriak wanita itu lirih.
Giandra terkejut. Setelah bereaksi, dia berkata dengan marah , "Lepaskan!"
"Tuan Fajar, jangan marah, orang lain akan takut."
Wanita itu mengerang, tetapi dia memeluknya lebih erat.
