Karin pun dengan spontan menempel di pintu kamar anak-anaknya. Bibir panas pria itu telah menjeratnya. Ciuman yang Axelle bahkan mendesak dan menekannya dengan keras seperti badai yang dahsyat. Dia juga menekan bunganya saat menekan pinggangnya untuk mendekat.
Ciuman yang dia lakukan ini bahkan terasa sangat ambigu saat dilakukan di tengah malam yang sepi. Karin bahkan teringat bagaimana tadi Axelle menggodanya. Tangannya bahkan sudah hampir menyentuhnya karena merasa tak tahan dengan tubuhnya yang penuh dengan pesona.
"Apakah kamu sudah tidak marah lagi padaku?" ucap Axelle sambil menatap Karin dan bertanya dengan gugup.
Karin yang masih memegang seikat bunga di pelukannya pun tiba-tiba ikut merasa kaku dan dingin. Dia herang dengan pertanyaan Axelle yang dia dengar barusan.