"Ya, aku tahu. Tapi aku khawatir jika dia dikelilingi orang hal-hal yang semacam itu dan akan mengancamnya." Gumam Karin.
"Ternyata kamu tidak bodoh! Kamu bahkan masih tahu ini!" ucap Axelle sambil menjentikkan jarinya dan mengetuk dahi Karin sambil tersenyum.
Karin menunduk dan sentuhan ejekan itu seolah seperti melintas di air. Tapi, mungkinkah dia akan mengabaikan hatinya dan apakah kebahagiaannya bisa di tukar dengan uang? Dia selalu mengejar kebahagiaan dan kebahagiaan yang diinginkannya sangat sederhana. Dia takut pada Axelle, dia bahkan tidak pernah berpikir jika Axelle bisa memberinya sebuah kebahagiaan.
Dia hanya akan memberinya sebuah siksaan, penghinaan, dan rasa sakit. Tapi Karin tahu jika meskipun dia mengatakannya, Axelle akan menyindirnya lagi.
"Inikah yang kamu inginkan? Apakah kau ingin aku mengembalikan anak itu padamu?" Karin mengangkat kepalanya lagi dan menatap Axelle.