Paman Zeze menggelengkan kepalanya dan berkata, "Jangan disembunyikan Mbak Karin. Ayahku telah menjadi pelayan keluarga Axelle dan aku adalah putranya. Aku bahkan melihat bagaimana Axelle tumbuh dewasa. Aku bisa menebak apa yang dipikirkannya. Sekali dua kali."
Karin pun tertegun dengan sejenak saat mendengar Paman Zeze mengatakan ini, lalu berdiri dan membungkuk kepada Paman Zeze, "Paman Zeze, tolong tunjukkan padaku bagaimana cara merayunya."
Wanita yang sangat cerdas. Paman Zeze bahkan menghelakan nafasnya karena kagum dan kemudian mengatakannya sambil tersenyum, "Pak Axelle tidak pernah menyentuh mainan sejak dia masih kecil. Jika orang lain telah memainkannya, dia justru membuangnya. Tapi jika dia menyukainya lagi, itu artinya beda lagi."
Axelle, pria yang dingin dan tidak berperasaan, ternyata sudah ada sejak kecil seperti ini. Apa aku tidak mimpi?"
