[ CERITA INI HANYA FIKSI BELAKA. JIKA ADA KESAMAAN TOKOH, TEMPAT, KEJADIAN ATAU CERITA, ITU ADALAH KEBETULAN SEMATA DAN TIDAK ADA UNSUR KESENGAJAAN ]
Karya orisinil @ookamisanti_ jikapun ada kesamaan mohon maaf dan mungkin tidak sengaja.
><><><
Ada studio dance, di sana nampak beberapa gadis sedang berlatih menari bersama dengan koreografer mereka. Agaknya mereka sedang melatih kekompakan, terbukti dari beberapa gadis yang selalu salah melakukan gerakan dan terpaksa diulang. Aku terkejut saat melihat salah satu dari mereka menyadari keberadaanku. Mereka berhenti menari dan menundukkan badan. Aku membalasnya. Tak lama, koreografer mereka keluar dari ruangan itu. Sial! Aku telah mengganggu mereka.
"Maaf mengganggu kalian," kataku merasa tak enak.
"Tidak apa-apa, lagi pula kami hanya sedang berlatih. Apakah kau pendatang baru?" jawab koreografer itu sekaligus memberikan pertanyaan.
"Ya aku baru datang dan baru gabung tadi," jawabku. Sungguh, aku tak terbiasa berbicara dengan gadis. Entah mengapa aku sedikit gugup. Ini berbeda dengan rapat di depan banyak orang.
"Masuklah! Akan ku perkenalkan dirimu dengan mereka," suruh wanita itu. Aku menganggukkan kepalaku dan masuk ke dalam sana. Ruangannya cukup luas dengan kaca besar di sepanjang dinding bagian kanan. Salah satu gadis-gadis itu nampak membisikkan sesuatu ke telinga temannya. Mereka nampak terkejut.
"Mereka adalah ArtGirlz, grup idol yang baru kami bentuk beberapa bulan yang lalu. Kini mereka sedang berlatih untuk mini konser pertama mereka. Perkenalkan nama kalian!" kata koreografer itu memperkenalkan gadis-gadis ini kepadaku. Mereka ada enam orang. Gadis berambut pendek berwarna hitam bernama Mizuno Akari, dia adalah center. Morita Arisu memiliki rambut panjang yang sengaja dia ikat. Seorang gadis bertubuh pendek dan berambut pirang mengenalkan namanya kepadaku, dia bernama Nakano Chieko suaranya lucu sekali, mirip seiyuu di salah satu anime yang tayang tengah malam. Gadis lainnya bernama Nishizawa Atsuka dan Nishizawa Atsuko, mereka kembar identik. Mirip sekali, hanya saja salah satu dari mereka nampak cuek. Terakhir Tsuchiya Izumi, dia memiliki rambut pendek di atas bahu dengan headphone di lehernya. Aku rasa dia menyukai sekali musik.
Saat aku hendak menyebutkan namaku, salah satu dari mereka bertanya, "Apakah kau Reizero Rizer?" Wah, dia tahu namaku.
"Ya, aku Reizero Rizer, dari Hokkaido. Mohon kerja samanya," jawabku sembari menundukkan badan. Mereka melakukan hal yang sama.
"Namanya asing sekalinya. Apakah kau orang asing?" tanya gadis bernama Morita itu. Ku jelaskan bahwa aku bukan orang asing. Mereka nampak manggut-manggut. Setelah itu, aku pun berpamitan dengan mereka karena merasa tak enak sudah mengganggu waktu latihan mereka yang berharga. Ku langkahkan kaki untuk menuju ke ruangan selanjutnya.
Sebuah suara musik terdengar dari sini. Aku pun mencari sumber suara. Ah! Ternyata sebuah band sedang melakukan latihan. Lagu yang mereka mainkan bagus sekali untuk didengar. Aku ingin tahu siapa yang membuat musik ini. Tak lama musik pun berhenti, mereka nampak sedang berbincang-bincang. Anehnya, di mana penyanyi yang bersama mereka? Hanya ada pemain drummer, bassis, gitaris dan satu orang lagi yang memegang gitar. Apakah vokalis dari band ini? Mereka semua laki-laki dan agaknya masih sangat muda. Aku terkejut saat salah satu dari mereka tak sengaja melihatku, dia membungkukkan badannya. Aku pun menundukkan badanku juga.
Dia datang menghampiri lalu membuka pintu. "Apakah kau ada perlu?" tanyanya. Saat aku hendak menjawab, seorang bassis keluar dari sana.
"Hei, apakah kau seorang penyanyi? Bernyanyilah bersama kami! Kau akan menyanyikan lagu-lagu keren ciptaan Arata. Ayo masuklah!" Tanpa aku menjawab ucapannya, dia menarikku masuk. Aku kebingungan dan hendak menolak, tetapi dia terlanjur menarikku masuk ke studio musik ini.
"Oi, Ken, jangan seenaknya!" tegur si gitaris tadi. Agaknya bassis ini tak peduli. Dia memperkenalkan mereka kepadaku. Drummer itu bernama Tamura Kenichi, gitaris yang ada di sampingnya bernama Harada Chiharu, sedangkan dia namanya adalah Hirata Ken, dan terakhir gitaris sekaligus vokalis itu ternyata memiliki nama yang bagus, Tanaka Arata. Aku pun mengenalkan siapa namaku. Mereka terkejut saat mendengar namaku asing bagi mereka, ku jelaskan bahwa aku bukan orang asing.
"Panggil saja Rei," kataku. Mereka nampak mengangguk-anggukkan kepala.
"Bernyanyilah bersama kami! Lagu apa yang kau tahu? Akan kami iringi bersamamu saat kau bernyanyi nanti," kata Hirata membuatku merasa tidak enak. Aku pun menolak dengan halus.
"Ayolah! Kami ingin mendengar suaramu," ucapnya lagi.
"Maafkan tingkah temanku ini. Dia selalu seperti itu, mengajak semua orang yang masuk ke sini untuk bernyanyi." Aku menoleh saat Tamura berkata seperti itu kepadaku. Aku tertawa kecil.
"Biarkan saja! Aku juga ingin mendengarkan suara orang lain," timpal Harada.
"Kau benar, Chii. Aku akan mentraktirmu nanti."
"Yatta!" Aku tertawa lagi saat mereka seperti itu. Hirata kembali menyuruhku untuk bernyanyi, mereka juga mulai memerintahkan aku. Mau tak mau aku pun mengangguk dan akan bernyanyi bersama mereka.
Mereka mulai memainkan musik, aku menunggu waktu yang pas untuk masuk ke bagian bernyanyi. Saat aku mulai bernyanyi, mereka terkejut. Aku tidak tahu apa yang membuat mereka seperti itu. Musik yang dimainkan keempat orang ini sangat enak didengar. Cara mereka menampilkan permainan juga cukup bagus dan nampak seperti profesional. Ini pertama kalinya aku bernyanyi diiringi oleh musik secara langsung, bukan dari musik rekaman. Setelah selesai bernyanyi mereka pun bertepuk tangan dan memuji. Aku pun menundukkan badanku sebagai tanda terima kasih.
"Suaramu bagus sekali, Rei. Aku terkejut karena suaramu dapat menyatu bersama kami. Bahkan suara Arata saja masih kalah," puji Hirata membuatku menggelengkan tanda.
"Ken benar. Kau bergabunglah bersama kami," timpal Harada.
Dengan cepat, ku dengar Tanaka menegur, "Hei! Jangan seenaknya mengajak orang untuk bergabung!"
"Tidak apa-apa, Arata. Kita bisa berlima memainkan musik. Ah, iya, Rei, apakah kau bisa bermain alat musik?" kata Tamura sekaligus memberikan aku pertanyaan. Aku menoleh kepadanya.
"Hanya gitar saja," jawabku membuat mereka saling pandang dan terkejut.
"Cocok sekali. Kita tendang saja Arata dari Artszies hahaha …," tawa Harada seenaknya. Aku tertawa saat melihat Tanaka menendang kaki Harada. Sepertinya dia kesal dengan lelaki itu.
"Aku masih pemula sedangkan kalian sudah profesional. Aku rasa aku akan kembali menemui Tuan Takigawa. Terima kasih atas waktunya, kalian hebat sekali," ucapku sembari memundurkan tubuhku.
"Terima kasih atas waktumu, Rei. Lain kali bernyanyilah bersama kami. Akan ku rekomendasikan kau menjadi anggota Artszies," sahut Hirata. Aku hanya tertawa. Setelah itu, aku keluar dari sana. Wah, mereka benar-benar baik sekali. Ini pengalaman pertamaku merasa senang bersama orang lain.
Bersambung ...
><><><
ATTENTION : [ Please, jangan lupa komentar dan collection! ]
Arigatou! Thank you! Nuhun! Terima kasih! Obrigada!