"Apa-apaan ini? Kata-kata terakhir sebelum mati?" tanyanya.
"Ya, aku ingin mengatakannya kepadamu sedari dulu. Ka-"
"Bagaimana kalau kau bersujud kepadaku? Dengan begitu akan aku dengarkan. Kalau tidak, aku akan terus menghinamu," tukas Fievero. Aku menatapnya.
"Kau ingin aku melakukan hal itu? Sungguh?" tanyaku.
"Ya, lakukanlah demi kakak tersayangmu ini," jawabnya.
"Jangan, Rei! Dia hanya ingin merendahkan harga dirimu saja." Tasaki menolak dengan cepat sembari menyentuh bahuku. Aku tahu dia tidak terima, begitupun denganku. Namun itulah yang Fievero inginkan, maka akan aku lakukan.
"Baiklah," kataku sembari menepis tangan Tasaki.