[ CERITA INI HANYA FIKSI BELAKA. JIKA ADA KESAMAAN TOKOH, TEMPAT, KEJADIAN ATAU CERITA, ITU ADALAH KEBETULAN SEMATA DAN TIDAK ADA UNSUR KESENGAJAAN ]
Karya orisinil Ookamisanti_ jikapun ada kesamaan mohon maaf dan mungkin tidak sengaja.
><><><
Seiring berjalannya waktu, perubahan selalu terjadi kapan dan di mana saja. Tidak ada yang tahu kapan perubahan itu terjadi. Hal tersebut memang tidak dapat dilihat, tapi dapat dirasakan oleh siapapun. Contohnya seperti kehidupan seseorang yang mulai berubah, yang awalnya tak memiliki apa-apa seketika saja ia memiliki segalanya. Tentu saja ia sudah melewati berbagai macam kejadian sebelum dirinya mencapai perubahan itu. Menurutku, sesuatu yang mulai berubah adalah hal menakutkan. Bagaimana tidak? Perubahan terjadi bukan hanya di dalam aspek eksternal saja, sifat dan karakter seseorang bisa berubah kapanpun. Misalnya, seseorang yang terlahir dengan karakter baik hati seketika saja menjadi karakter jahat setelah ia melalui banyak hal. Dirinya memang tidak merasakan perubahan itu, tapi orang lain pasti akan merasakannya. Bukan hanya kepada makhluk hidup saja, perubahan pun dapat terjadi kepada siapa dan apapun yang ada di dunia ini.
Sama halnya seperti hidupku, kehidupanku sudah sangat berubah. Awalnya aku hanyalah seorang lelaki pengecut, karena suatu hal akhirnya aku menjadi seseorang yang berani dalam mengambil keputusan. Bukankah hal itu sudah termasuk ke dalam sebuah perubahan? Aku sama seperti yang lainnya, melalui banyak proses yang sulit untuk mencapai perubahan yang aku alami ini. Jangankan perilaku, tubuhku saja mengalami perubahan yang tak terduga.
"Tuan Rei, apakah kau sudah siap?" tanya seseorang membuyarkan lamunanku. Aku menoleh lalu menganggukkan kepala sambil merapikan sedikit dasi dan jasku. Dengan sigap aku berdiri dari dudukku lalu berjalan menuju ke ruang meeting. Hari ini ada meeting penting mengenai perencanaan proyek yang akan dibuat di Distrik Nagoya, Prefektur Aichi. Kini aku sudah berada di depan para karyawanku. Nampak mereka gugup dengan kedatanganku. Saat aku masuk ke ruangan dan berdiri di hadapan mereka, terlihat mereka langsung terdiam dari pembicaraan dan berpura-pura merapikan beberapa dokumen yang mereka pegang. Aku hanya tersenyum tipis melihat hal itu.
Tak lama, meeting pun berjalan dengan lancar. Tidak ada kendala sama sekali, ku rasa mereka menyetujui apa yang sudah ku rencanakan ini. Aku kembali ke ruanganku dan kembali menandatangani berkas-berkas perusahaan. Ah, rasanya punggungku keram, aku merentangkan kedua tanganku lalu menghela nafas berat dan mengembuskannya perlahan. Pekerjaan ini cukup membuat tenaga dan otakku terkuras. Bagaimana tidak? Dari apartemen aku langsung disibukkan dengan meeting hari ini, nanti siang aku harus menemui klien dari perusahaan lain dan nanti malam aku harus ke Sunagawa untuk menghadiri acara di sana. Namun, seberat apapun pekerjaan ini rasanya begitu senang, puas dan membuatku nyaman. Aku sudah setahun menjadi direktur utama di perusahaan ini. Perusahaan yang diberi nama Rizer Corporation ini sudah berjalan selama 15 tahun dan berpusat di Prefektur Hokkaido, tepatnya di Distrik Sapporo. Ia memilihku menjadi pemimpin perusahaan ini karena kepintaranku dalam berbicara dan dalam berpikir dewasa. Huh, padahal ada kakakku yang lebih dewasa untuk mengurus semua ini, tapi dia malah menolaknya mentah-mentah dan lebih memilih menikmati kuliahnya di luar negeri. Ck, kakakku memang orang yang bodoh.
Waktu berjalan dengan cepat, langit berubah menjadi warna hitam. Lampu-lampu malam sudah memancarkan cahayanya untuk menerangi jalanan yang mulai diselimuti kegelapan. Aku menyandarkan tubuhku di jok belakang mobil. Perjalanan menuju ke Sunagawa tidaklah singkat. Di sana, aku harus menghadiri sebuah acara yang sangat penting untukku. Bahkan aku meninggalkan pekerjaan kantor yang masih menumpuk di meja dan menunda meetingku. Tak ada pilihan, aku tak bisa meninggalkan acara itu.
Sesampainya di Sunagawa mobil ini langsung terparkir di parkiran sebuah mall. Aku memasang tudung jaketku. Sebelumnya aku sudah tidak memakai pakaian formal dan hanya memakai pakaian biasa saja. Aku pun masuk ke dalam bangunan itu dengan dikawal oleh empat lelaki bertubuh kekar. Beberapa orang di dalam sana memanggil-manggil namaku dengan keras. Dengan perlahan aku menaiki sebuah panggung mini. Banyak para tamu di mall meneriaki namaku, aku hanya tersenyum dengan malu. Ku lambaikan tanganku kepada mereka.
"SELAMAT MALAM SEMUANYA!" sapaku dengan keras. Mereka menjawab secara bersamaan membalas ucapanku. Ku lihat beberapa kamera mengarah padaku. Ya, seperti yang terlihat, aku menghadiri sebuah acara langsung dari salah satu acara festival yang diadakan di kota ini. Kau tahu? Selain menjadi direktur utama, aku dijadikan seorang penyanyi oleh mamaku. Ia memaksaku untuk terus menerus berlatih vokal dari usiaku yang bisa dibilang 5 tahun. Hingga kini keinginan mamaku pun tercapai, aku menjadi seorang penyanyi dan terkenal berkat video bernyanyiku yang tersebar luas di internet dan beberapa acara mengundangku. Sayangnya aku belum pernah masuk ke televisi, padahal mama sering memaksaku. Namun karena kesibukanku, aku menolak untuk tampil di televisi. Ditambah aku tak begitu percaya diri. Walaupun di tengah kesibukan, aku masih memiliki waktu untuk menghibur semua penggemarku. Mereka menyebutnya Reizers atau Reizero Lovers. Entah sejak kapan nama itu menjadi nama untuk para penggemarku.
Setelah selesai menghadiri acara itu, aku langsung kembali ke Sapporo. Masih banyak pekerjaan di kantor. Aku rasa untuk malam ini lebih baik aku beristirahat. Sudah seminggu penuh ini aku terus menerus berkutat di depan komputer, tanganku menandatangani berkas-berkas dan menghadiri beberapa meeting penting. Tak ada waktu untukku beristirahat sebentar. Karena malam ini lumayan senggang, aku pun menuju ke apartemenku. Sesampainya di apartemen, aku langsung merebahkan tubuh di atas kasur. Hari ini cukup melelahkan, pekerjaan kantor tak pernah kelar, tawaran bernyanyi bahkan tugas kuliah pun menumpuk. Bagaimanapun juga aku adalah seorang remaja yang masih menempuh pendidikan dan duduk di bangku kuliah semester 3. Entah mengapa aku terus bertanya-tanya, kenapa aku menjadi seorang remaja yang super duper sibuk? Tak ada waktu untuk beristirahat, pagi siang sore malam bahkan tengah malam pun aku masih beraktivitas. Banyak kegiatan yang harus dan wajib untukku kerjakan. Jika aku meninggalkannya, maka aku akan mendapatkan masalah besar. Untung malam ini aku tengah senggang dan bisa beristirahat sebentar. Ku pejamkan mataku mencoba untuk tertidur.
"Rei, apa kau sudah tertidur?" tanya seseorang dari luar kamar. Aku pun membuka mataku dan bangkit dari tidur. Membuka pintu kamar dengan kesal.
"Ya," jawabku sambil menatapnya datar. Dia adalah Shiori, asisten artisku, tepatnya tanteku. Kebetulan di depan pintu kamar apartemen ini ada kamar miliknya.
Bersambung …
><><><
ATTENTION : [ Please, jangan lupa tinggalkan komentar dan collection! ]
Arigatou! Thank you! Nuhun! Terima kasih! Obrigada!