"Tak semudah itu untuk berhenti dari pekerjaan. Bukan aku yang memutuskannya ataupun dirimu, tapi Tuan Besar," balas Hotaka. Aku tersenyum.
"Aku tahu, tapi aku memberitahumu agar kau yang menyampaikannya kepada Papa. Nanti Papa sendiri yang akan menghubungi aku. Kalau begitu, aku pamit. Sampai jumpa lagi!" ucapku lalu berbalik.
"Kenapa tidak kau sendiri saja yang memberi tahu dia?"
"Aku ingin kau yang memberitahunya. Bye bye!" jawabku tanpa menoleh sembari melambaikan tangan tanpa menoleh. Aku berjalan menuju ke ruang kerja Papa, dan mengambil dokumen pemeriksaan otakku dari rumah sakit yang aku simpan di laci meja kerja. Ku cek ulang, ternyata masih utuh. Bagus! Sepertinya Papa tak melakukan apapun terhadap bukti ini. Mungkin dia tak tahu aku menyimpannya di sana karena selama ini selalu aku kunci atau dia tahu, tapi tak mau merusaknya. Seusai itu, aku langsung pergi menuju ke pintu elevator. Sebelum benar-benar masuk ke dalam sana, aku berbalik.