"Tuan, Marie sudah datang!"
"Tuan!"
"Rei, kau baik-baik saja?"
"Rei!"
"Tuan!"
"KAKAK!" Aku tersentak ketika seseorang menyentuh tanganku. Aku menoleh. Ternyata Marie, Tasaki dan Minami sudah datang.
"Kau melamun. Apa yang kau pikirkan?" tanya Marie. Aku bangkit dari dudukku lalu menatap wanita itu. Seketika mataku memanas dan tubuhku bergemetar, dengan cepat aku memeluk Marie dan menangis di dalam dekapannya. Ku sembunyikan wajahku di bahu Marie. Pertanyaan demi pertanyaan dilontarkannya, membuat dia khawatir begitupula dengan Tasaki. Aku belum mampu menjawab, masih memikirkan tentang kejadian tadi. Apakah ucapan Mama itu nyata atau hanya halusinasiku saja? Benarkah Mama berkata begitu kepadaku? Rasanya begitu menyakitkan, sangat-sangat menyakitkan. Aku sampai tidak bisa menahan tangisanku di depan mereka.
