"Buatlah janji pertemuan dengannya. Ku berikan nomor teleponnya kepadamu," kata dokter itu sembari memberikan secarik kertas dengan isi nomor telepon. Aku pun mengambilnya lalu berterima kasih. Tanpa berkata apapun lagi, aku keluar dari ruangan itu. Entah kenapa, aku tidak bisa memikirkan apapun. Hanya ada kata tumor otak yang mengganggu benakku. Tidak mungkin! Tidak mungkin aku mengalami penyakit itu. Dokter pasti salah. Dia tidak bisa menebak seenaknya tanpa melakukan pemeriksaan. Ya, pasti dokter itu salah.