"REIZERO!"
"MENJAUHLAH! AKU MOHON!"
PLAK!
Aku terdiam ketika seseorang menamparku dengan keras. Aku pun menolehkan kepalaku untuk menatapnya. Ternyata Arata. Dia menatapku dengan tajam. Tiba-tiba saja rasa panas di tubuhku menghilang, luka-luka di tanganku juga tidak ada. Ditambah Papa juga tidak ada di sini, suara-suara itu pun tidak terdengar lagi.
"Rei, maafkan aku karena meninggalkanmu sendirian. Aku tidak tahu kalau kau akan mengalami hal ini lagi." Aku terkejut ketika Miyazaki memeluk dengan erat. Suaranya terdengar serak dan ada suara isakan juga. Apakah dia menangis?
"Kenapa kau terus berteriak dan menjambak rambutmu sendiri?" bentak Arata. Aku hanya menatapnya saja dan bingung dengan apa yang sudah terjadi. Aku menarik rambutku sendiri? Yang benar saja! Padahal aku merasa kalau Papa yang menariknya, aku hanya berusaha untuk menariknya kembali agar tidak rontok.