Chereads / Rebirth Of Queen LingWei / Chapter 9 - Bab 9.

Chapter 9 - Bab 9.

"Siapa kamu? Kenapa bisa masuk ke dalam sekte kami ini?" Patriak membantu pasangannya untuk berdiri dan memeluknya erat, lalu menanyai anak kecil aneh yang tiba-tiba muncul di sana.

Benar-benar bingung dengan kehadiran dari seorang anak tersebut. Dia sangat yakin dengan keamanan yang dimiliki oleh sektenya dan bahkan untuk seekor lalat pun tidak akan dapat menyelinap masuk tanpa diketahui olehnya.

Bagaimana cara dia bisa sampai di sini? Mungkinkah ada seorang penghianat yang secara diam-diam menyelinapkannya? Apakah serangan yang terjadi saat ini juga terkait dengan si pengkhianat tersebut?

Memikirkan kemungkinan hal tersebut terjadi, ekspresi sang patriak menjadi semakin buruk.

Lingwei melirik ke arah keduanya sekilas dan pandangannya jatuh ke arah telinga yang dimiliki oleh sang matriak, untuk sesaat dia memiliki keinginan untuk melompat kearahnya. Memalingkan wajah ke samping, dia berdehem untuk menyembunyikan rasa penasaran dan perasaan impulsif di wajahnya, dia mulai mendekat secara perlahan. Setelah jarak hanya ada 3 meter di antara mereka, dia berhenti.

Bukannya menjawab pertanyaan dari mereka, dia justru bertanya, "Kalian adalah Tupai?"

Sang matriak yang memiliki telinga rubah, namun sering disalahpahami sebagai tupai segera meledak di dalam amarah, dia berjalan mendekati Lingwei dengan cara yang angkuh dan bermartabat, tangan di pinggul kemudian berkata, "Aku adalah keturunan dari yang mulia rubah ekor sembilan, beraninya kau menanyakan sesuatu yang begitu konyol, dan menebak bahwa jenisku adalah binatang rendahan itu! Apakah kamu sudah bosan hidup?"

Menghadapi langkah agresif dari pihak lain, Lingwei sama sekali tidak takut. Dia justru menatap ke arah telinganya yang sedikit bergetar di balik untaian rambut dan merasakan bahwa tangannya terasa gatal, seolah tidak sabar ingin meraih dan meremasnya.

Tanpa disadari, tangannya telah bergerak terlebih dahulu daripada pemikirannya. Dia menarik tangan si matriak hingga tubuh bagian atasnya membungkuk, lalu dia meraih kedua telinga berbulu itu dan meremasnya.

Senyum puas merekah segera muncul di sudut bibirnya, sensasi lembut dan lunak ini benar-benar enak! Dia ingin membawanya pulang untuk dimainkan!

"Kamu. Lepaskan tangan kotormu dari tubuh mitraku!" Patriak meraung marah dan bergegas mendekat, ingin segera menyingkirkan tangan kecilnya dari telinga sang matriak.

Hanya saja, sebelum dia sampai di dekat Lingwei, ada sebuah batu berukuran besar yang menyala dengan api biru, tiba-tiba jatuh menimpanya.

Dia tertangkap basah dan lupa untuk mengelak ataupun melakukan perlawanan. Tubuhnya segera tergencet di bawah batu besar tersebut.

"Roar!" raung si patriak yang tidak berdaya di bawah batu, dia ingin meminta bantuan, tetapi tidak mendapat respon dari siapapun setelah beberapa waktu.

Dia mencoba berjuang untuk mengangkat serta menyingkirkan benda bara tersebut, tetapi semua perjuangannya sia-sia. Tubuhnya tersulut nyala api dengan cepat dan terbakar.

Perlahan aroma daging bakar menguar di udara dan berhasil membangkitkan nafsu makan seseorang tertentu, raungannya juga semakin melemah hingga tak terdengar lagi setelah beberapa saat.

Si matriak tetap diam dibawah belaian lembut Lingwei, matanya menatap kosong ke depan seolah tidak memiliki fokus dan tersesat dalam sebuah trans yang memabukkan.

Lingwei menatap batu menyala itu dan memiringkan kepala, sedikit bingung. Kemudian melihat ke suatu arah di mana ada percikan api biru dan berbagai hal beterbangan.

Aroma daging bakar semakin menguat seiring waktu berlalu, membuat perutnya menggerutu protes.

"Aku lapar," guman anak itu sembari mengusap perutnya.

"Kamu punya makanan?" tanya Lingwei kepada si matriak yang masih linglung di hadapannya.

Mendengar pertanyaannya, wanita sexy tersebut menggeleng sebagai jawaban.

Lingwei menepuk dahinya kesal dan bertanya lagi. "Bagaimana bisa kamu tidak punya makanan? Bukankah sebagai seorang matriak, kau memiliki kendali penuh terhadap seluruh sekte termasuk masalah konsumsi?"

Matriak mengerjap sekilas lalu menjawab, "Tingkat kultivasiku sudah tinggi dan tidak perlu bagiku untuk mengkonsumsi makanan, hal itu hanya akan mempengaruhi jalan kultivasiku karena kotoran yang terkandung di dalamnya."

"Oh, tingkatan kultivasimu sudah tinggi. Sekarang ceritakan padaku tentang level kultivasi di dunia ini dari mulai tingkat dasar hingga tertinggi." Lingwei mendekati batu yang menimpa si patriak, mengambil sebuah cincin perak bermotif, lalu duduk manis di tanah dan menopang dagunya.

Matriak mengangguk patuh dan mulai menceritakan semua yang dia tahu.

"Tempat kita tinggal saat ini disebut benua Da Shaoi, sebuah benua bintang 5 yang merupakan negara paling lemah di antara negara lainnya.

Meskipun lemah, benua ini memiliki banyak tempat yang menyimpan harta berharga, di antaranya hutan 3 musim ini, hutan salju, dan hutan kegelapan. Banyak manusia dan berbagai ras lain yang telah datang dan mencoba untuk mengambil alih serta memperebutkan beberapa wilayah kaya tersebut ....

Adapun tingkat kultivasi yang umum di seluruh benua adalah sebagai berikut: Forging Qi, Fondation realm, Core formation, Golden core, Nascent soul, Demi god, Mahayana, Supreme god.

Forging Qi adalah tahap pertama di mana seorang manusia akan mulai menempa dan mengisi aura Qi di dalam tubuh ....

Tetapi di benua Da shaoi ini yang memiliki sedikit aura Qi, tingkat paling kuat yang bisa dicapai hanyalah tingkat Golden core. Itupun hanya dapat dilakukan oleh beberapa tetua sekte dan anggota kerajaan yang memiliki banyak sumber daya untuk mendukungnya.

Dan untuk orang luar yang berhasil mencapai tahap Golden core ataupun lebih jauh lagi, maka dapat dipastikan bahwa orang tersebut bukanlah warga asli dari benua ini."

"Seperti kamu?" tanya Lingwei dengan santai, dia akhirnya memahami sedikit tentang dunia baru yang akan dia tempati saat ini dan seterusnya.

"Aku bukan dari benua ini." Matriak menjawab pasti.

"Oh, lalu apa yang membuatmu bisa sampai dan menetap di sini? Apakah kamu seorang mata-mata? Atau bagian dari 'oknum' tertentu yang ingin memperjuangkan dan merebut wilayah kaya di negara ini?" selidik Lingwei, jemarinya dengan lembut mengetuk dagunya.

Matriak mendongak sedikit, ada jejak perjuangan yang melintas di pupil matanya, tetapi segera menghilang setelah melihat mata Lingwei yang kini memiliki corak sedikit aneh.

Dengan patuh bibirnya segera terbuka dan menutup untuk menjawab, "Sepuluh tahun yang lalu aku bertarung dengan seseorang dan mengalami cedera parah, tidak dapat kembali ke negaraku dan terus diburu oleh orang-orang itu. Aku hanya bisa bertahan hidup dengan cara melarikan diri, hingga akhirnya aku bertemu dengan Wang Qiu, dia merawatku sepenuh hati dan akhirnya jatuh cinta padaku. Kami mendirikan sekte ini untuk mengumpulkan kekuatan dan ... ah! Kepalaku sakit!"

Lingwei sedikit terkejut melihat wanita itu tiba-tiba menjerit kesakitan dan berguling di tanah.

"Apa kamu baik-baik saja?" tanya anak itu sembari mengulurkan tangan, ingin membantunya berdiri, tetapi mengurungkan niatnya setelah melihat bahwa situasi dari pihak lain tampak tidak benar.

"Tidak! Bagaimana bisa aku lupa bahwa kami memiliki kontrak budak-tuan. Sekarang Wang Qiu mati, kontrak itu bereaksi dan aku juga akan mati, itu semua karenamu! Aku akan membunuhmu juga, ah!" Matriak menjerit kesakitan. Tatapan yang awalnya kosong, kini telah kembali ke kejernihan semula, dia menatap penuh dendam kearah anak kecil di depannya.

Dia sangat marah karena semua rencana yang telah dia susun dan jalankan dengan susah payah selama ini, telah dihancurkan dan bahkan nyawanya sudah tidak dapat diselamatkan lagi. Dengan tubuh gemetar menahan sakit, dia mendekati Lingwei dan ingin menahannya di lengannya, kemudian ketika tubuhnya meledak nanti, mereka akan mati bersama.

Lingwei diam saja dan membiarkan dirinya tertangkap di pelukan si wanita sexy, jemari kecilnya meraih ke leher pihak lain dan menarik sebuah kalung yang memiliki liontin berbentuk tetesan air.

Tak berapa lama, tubuh si matriak meledak dengan hebohnya.

Ledakan yang disebabkan oleh seorang kultivator Golden core tentu saja memiliki dampak yang amat besar, dalam radius lebih dari 300 meter dari tempatnya berada, semua benda mati dan hidup tersapu bersih oleh ledakan, meninggalkan kawah yang begitu dalam dan luas.

Xiao Bai dan Yue Zi yang telah berhasil membersihkan seluruh murid sekte dan tetuanya, juga terpental sedikit ke samping setelah terkena dampaknya.

"Tuan!" Xiao Bai merasa sangat gelisah setelah melihat dan merasakan ledakan tersebut, dia segera berlari ke arah tertentu di mana lokasi ledakan berada.

Yue Zi mengikuti dengan langkah sedikit goyah di belakangnya. Entah mengapa merasakan sebuah firasat aneh.

Xiao Bai melongokkan kepala besarnya ke dalam kawah berasap dan mengembuskan napas, sehingga semua asap tersebut segera tersebar dan menghilang. Pemandangan di dalamnya membuat si harimau putih sedikit terdiam.

"Tuan, kamu tidak apa-apa?" tanya Xiao Bai dengan sedikit ragu.

Lingwei duduk santai di tanah, menggerogoti buah persik di satu tangan dan juga mengamati dua benda kecil nan indah di telapak tangan lainnya. Tidak ada luka di tubuhnya, hanya saja pakaian sedikit terkoyak dan compang-camping.

Ketika mendengar suara akrab itu, dia mendongak sedikit, kemudian kembali menunduk dan fokus pada item di genggamannya.

Xiao Bai meletakkan hati yang sedari tadi tergantung dalam kecemasan, kemudian meluncur ke dalam kawah tanpa ragu lagi dan mendekati sang majikan yang masih sibuk dengan urusannya sendiri, mengabaikannya.

Lingwei mengangkat cincin perak ke udara dan mengamati sebuah pola tertentu yang terukir di atasnya.

Tanpa sadar dia berguman, "Pola ini nampak familier bagiku, tetapi aku tidak ingat, kapan melihat dan menyentuhnya."

Xiao Bai melirik cincin dan liontin perak di tangan Lingwei, hanya dengan sekali pandang dia sebenarnya dapat mengenali hal itu, tetapi memilih untuk tetap diam.

Walau bagaimanapun juga, item itu tidak berasal dari benua ini dan akan sangat berbahaya jika tuannya yang lemah mengetahui banyak hal tersebut.

Dia tidak ingin membawa masalah yang merepotkan untuk sang tuan, jadi sebisa mungkin akan menjaga rahasia untuk tetap menjadi sebuah rahasia.

Semakin sedikit kamu mengetahui sesuatu, maka semakin banyak usia akan kamu miliki di masa depan.