"Apakah kau sudah siap?" tanya Metha pada Peter.
Sepuluh menit lagi waktu akan menunjukan pukul tujuh malam, itu artinya Metha dan Peter sebentar lagi akan berangkat menuju rumah orang tua Metha.
"Sebentar lagi," balas Peter sembari merapihkan rambut klimisnya.
Metha tak membalas. Wanita itu duduk di ujung kasur sembari menunggu Peter selesai.
Beruntung saat tadi sore, Peter pulang setelah dirinya menyelesaikan acara membuat kuenya. Tidak banyak, pun tidak sedikit. Hanya sedang-sedang saja, cukup satu kue untuk satu orang.
"Yu!" ajak Peter membalikan badannya menghadap sang istri.
Metha mendongak, detik itu juga mulutnya terbuka dengan kedua mata yang sama sekali tak berkedip.
Sungguh maha karya Tuhan tak pernah gagal, Metha terpana dengan ketampanan alami yang dipancarkan Peter.
Kemeja abu ddenimnya begitu pas melekat di tubuh kekar Peter, Metha tak sanggup melihtanya, wanita menhan napas, sulit sekali hanya untuk berkedip.