Sagara turun dari mobil bus yang ditumpanginya setelah membayar ongkos pada seorang kenek.
Pria itu menatap bangunan menjulang tinggi berwarna serba putih dengan corak silver sangat terkesan estetika, dirinya sekarang sudah ada di depan ruang sakit yang cukup terkenal di Kota Jakarta.
Sagara sengaja memilih rumah sakit yang dapat dibilang cukup elit ini, alasannya adalah banyak orang yang mengatakan bahwa di rumah sakit ini merupakan sarang para wanita cantik.
Sudah tentu Sagara langsung tergiur, karena bagiamanapun juga ia merupakan pria yang normal. Melihat yang bening saja sudah membuat kedua matanya berbinar cerah.
Kedua kakinya berjalan memasuki kawasan rumah sakit. Sejetiak banyak orang yang emnataoa Sagara, bulannya merasa risih Sagara justru merasa berbangga diri, itu artinya ia sangat tampan dan dapat memikat perhatian mereka.
Sagara berjalan jumawa, menaikan dagunya terkesan angkuh, dan mendatarkan wajahnya siapa dicap sengaja pria dingin.