Suara ayam berkokok di jam tiga dini hari terdengar kencang nan merdu yang berhasil mengusik tidur nyenyak sosok pengantin baru.
Ziya mengucek-ngucek kedua matanya yang masih terasa lengket akibat tidur semalaman. Wanita itu mengerjap-ngerjapkan kedua matanya. Menatap langit-langit kamar yang berwarna putih, menerawang perihal aktivitasnya semalam.
Ziya menoleh ke arah samping, di mana di sana ada sosok pria yang berhasil membawa dirinya terbang pada puncak kenikmatan semalam.
Tampaknya Erlangga masih tertidur nyenyak, Ziya mengukir sebuah senyuman tipis. Ternyata apa yang Ziya takutkan kemarin tidak semenyeramkan itu setelah melakukannya.
Erlangga bermain lembut, sangat lembut, tak ada sedikit pun kekerasan yang diberikannya pada Ziya kecuali saat selaputnya robek, begitu terasa sakit namun setelahnya tidak.
Mengingat hal itu membuat Ziya malu.
