"Ke mana Kiara?" tanya Jenie pada Bi Lala dengan begitu sinis.
Bi Lala menoleh. "Mohon maaf, Nyonya. Katanya Nona Kiara sedang sakit," ucapnya memberi tahu.
"Cih." Jenie mendecih. "Pasti karena mual tadi, sakit segitu aja mesti tidak bekerja, jadi pembantu kok terlalu keenakan." Mulut pedasnya mengeluarkan kata-kata tajam bak belati.
Bi Lala yang mendengarnya saja sudah merasakan sakitnya di ulu hati, wanita tua itu hanya bisa mengusap dadanya sabar.
Lalu, bagaimana jika Kiara mendengar ini secara langsung di hadapannya? Bi Lala jadi tak yakin jika mental Kiara akan tetap kuat.
"Lalu, di mana dia sekarang?" kata Jenie bertanya.
"Di kamarnya, Nyonya," jawab Bi Lala jujur.
"Suruh dia datang ke sini!"
"Tapi, Nyonya. Nona Kiara sedang sakit," kilah Bi Lala merasa tak tega jika Kiara harus bekerja di tengah-tengah badan yang rapuh dan tak bergairah untuk melakukan apa-apa.