Kiara apakah kau baik-baik saja?" David memangku Kiara ala bridal style menuju bangku panjang yang ada di pinggiran jalan.
Kiara terdiam batu, sepertinya ia masih syok dengan kejadian yang menimpanya barusan. Tubuhnya masih bergetar, suhunya pun terasa panas dingin.
David yang melihatnya tampak cemas. "Apa aku perlu membawamu ke dokter saja?" monolognya berkata. "Aku takut jika ini akan menjadi sebuah trauma bagimu, Kiara."
Kaira memeluk kedua lututnya, menenggelamkan sebagian wajahnya di sana. Menatap kosong ke depan. "Ak-aku ... aku takut," cicitnya terkesan lirih.
Segera David mendekap wanita itu. "Cup, jangan sedih Kiara. Sudah ada aku di sini, semuanya sudah aman. Tenang ya," ungkapnya. David pun merasakan apa yang tengah Kiara rasakan.
Kiara menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. "Me-mereka jahat, a-aku tidak suka." Air mata kembali merembes ke luar, betapa menyedihkannya Kiara kala mengingat kejadian beberapa menit yang lalu.