"Pembantu! Pengawal! Apakah kalian tuli? Di depan ada tamu, cepat buka pintu!" teriak Angel melengking, ia menuruni anak tangga satu persatu, menatap ke arah sekelilingnya yang terasa sepi.
"Ke mana semua para pekerja? Apakah mereka sudah tidak membutuhkan uang?" lanjutnya bergumam.
Ting tong … ting tong …!
Suara bel terus berbunyi seakan sudah tidak sabar menunggu pintu dibuka.
Angel menggeram marah. "Iya!" teriaknya menggema semoga saja dapat didengar keluar.
Ia membuka pintu rumah. "Siap- mommy!" Angel terpekik kaget kala melihat siapa yang bertamu malam-malam seperti ini. Ia langsung merentangkan kedua tangannya dan langsung berhambur pada pelukan sang mommy.
"Kenapa mommy tidak bilang-bilang mau datang ke sini?" Angel mengendurkan pelukannya, ia mengerucutkan bibirnya sebal.
Jenie—Mommynya Angel—terkekeh kecil. "Kejutan," ungkapnya tersenyum lebar.
"Daddy ke mana? Kenapa dia tidak ikut datang ke sini juga? Apakah daddy tidak rindu kepadaku?" berondong Angel.