Kiara melangkah cepat menuju dapur yang ada di perusahaan guna membuat secangkir kopi untuk Steven.
"Huh, sudah aku duga dari awal jika aku diperintah ke perusahaan hanya untuk dijadikan sebagai asisten saja." Kiara mendengus kesal.
Beruntung tadi ada cleaning service yang melintas di hadapannya membuat Kiara langsung bertanya di mana letak dapur perusahaan besar ini berada. Jikalau tidak ada cleaning service mungkin sekarang Kiara tengah mondar-mandir tidak jelas hanya untuk mencari keberadaan tempat tersebut.
Kiara celingukan. "Apakah ini benar tempatnya?" tanyanya pada diri sendiri kala dirinya sudah berada di depan pintu berwarna putih tulang yang terlihat sedikit terbuka.
"Permisi, Nona."
Kiara menolehkan kepalanya kala sebuah suara dari arah samping memenuhi kedua telinganya, mendapati seorang pria tua yang berpakain ala chef.
Kiara tersenyum tipis. "Apakah benar ruangan ini merupakan sebuah dapur?" tanyanya seraya menunjuk ke arah depan.
