Di sebuah ruangan yang bernuansa abu-abu terdapat dua manusia yang berbeda jenis kelamin. Mereka sedang bergelung di bawah selimut tebal. Cahaya matahari yang masuk ke celah jendela berhasil menyoroti mata sayu milik wanita dewasa itu.
"Eung ... astaga!" pekik Tania setelah menguak matanya. Ia melotot kaget, melihat tubuhnya yang begitu polos, menatap ke samping mendapati seorang pria kejam yang masuh menutup kedua matanya, dua terlihat begitu damai seakan memiliki dosa sama sekali. Dia ... pria yang semalam memaksa dirinya, Moriz.
Tania mengepaljan kedua tangannya kuat, Menggertakan gigi-giginya. Badannya terasa remuk, Moriz bermain dengan begitu kejamnya. Ia bagaikan seekor hewan yang bebas dicabuli bagaimanapun itu. Banyak mermar yang menghiasi tubuh polos Tania, dipecut dengan sabuk membuat Moriz puas namun tidak bagi dirinya.