"Xey, membalikan ponselku!"
"Tidak, aku sedang berbicara dengan temanku," tolak Xey. Ia terus berlari untuk menghindari Zigi. Memang ponselnya milik Zigi tetapi ia meminjamnya dan Zigi tidak mau memberikannya. Jadi, yasudah ia bawa kabur.
"Kamu punya ponsel sendiri, Xey. Pakailah ponselmu!" teriak Zigi masih terus mengejar Xey. Ya, meski langkahnya berbeda jauh dengan dia membuat ia sangat kewalahan. Namun, tenang saja ia masih kuat hanya untuk mengejar mantan preman itu.
Rumah ini sangatlah besar. Membuat Xey kesenangan untuk berlari, mengerjai Zigi sampai dia menyerah. Perihal ponsel, nanti saja jika Zigi sudah menangis maka ia akan memberikannya. Menyenangkan, bukan?
"Ponselku mati. Jadi, aku pinjam ponselmu," jawab Xey tidak kalah teriak. Ia menaiki anak tangga satu persatu dengan langkah yang begitu lebar. Jika dibandingkan dengan Zigi mungkin empat berbanding satu.