"Sudah sabar Prince, seharusnya kamu tadi tidak nampar Sisca, karena bagaimanapun juga dia tetep saudaramu," tutur Metha menenangkan Prince yang masih saja digebukin oleh emosi.
Tangan kanannya terangkat guna mengusap.lembut bahu sang suami yang tampaknya masih naik turun.
"Aaarrrggghhh," erang Prince tiba-tiba ya g berhasil membuat Metha tersentak kaget.
Namun, Metha buru-buru menyamarkan rasa kagetnya dan terus mengusap bahu Prince.
"Sabar, belajar tekan emosi kamu. Memang itu terasa sulit, tapi tidak salahnya jika kamu mencoba," sahut Metha lagi, memberi sebuah amanat sampai anarh Prince surut seketika.
Prince mengusap wajahnya dengan kasar. Mengapa ke depan dengan pandangan menerawang guna menetralkan rasa sebuah perasaan buruk yang menggumpal di dadanya. Dan rasa panas yang terbakar pada ujung puncak kepalanya.
Metha tersenyum tipis melihat sang suami yang terdiam dan mengatur emosinya. Berarti dia mau mendengarkan apa yang ia perintahkan.