"Bangun!"
"Bangun!"
"Jangan jadi pemalas, ingat hari ini kau harus benar-benar patuh padaku!"
Xeysa terusik dari tidurnya kala sebuah pukulan kecil mendarat di tangan serta kakinya. Wanita itu membuka kedua matanya, teaot saat itu juga netranya beradu pandangan dengan iris mata berwarna biru laut. Jika dulu, netra itu dipandang pasti membuat hatinya tenang dan damai, merasa terlindungi, dan lebih banyak lagi. Akan tetapi sekarang justru sebaliknya, saat menatap netra itu sebuah rasa takut langsung menjalar di sekujur tubuhnya.
Xeysa merinding, apalagi wajah Andre yang begitu menyeramkan.
Xeysa tak dapat menggerakkan badannya, badannya terasa kaku. Sesemalam badannya kedinginan akibat tidur tanpa sehelai benang pun, apalagi memakai selimut. Setelah kegiatan hubungan badan Xeysa ditinggalkan begitu saja dengan keadaan yang memprihatikan.