"Tolong, lepaskan aku!" Xeysa berteriak, wanita itu terus memberontak, ia baru bangun dari pingsannya. Dan entah bagaimana ceritanya tiba-tiba ia sekarang seperti ada di ruang penyekapan yang gelap nan berantakan.
Xeysa mengedarkan netranya ke segala penjuru arah. Seperinya Xeysa kenal dengan ruangan ini tapi di mana? Kapan ia melihatnya? Dan kenapa ia tahu dengan ruangan ini? Rasanya begitu kusut pemikiran Xeysa sekarang.
Wanita itu berusaha tenang, agar yang menculik dirinya tidak langsung datang ke sini. Xeysa melihat ke depan bawah, di mana kedua kakinya sudah diborgol kuat dengan bercak-bercak darah yang terlukis di kulit kakinya. Xeysa tak merasakan perih sedikit pun, ia hanya merasa kaku saja, kedua kakinya sulit sekali digerakan seperti sudah dibekukan di dalam freezer selama berjam-jam.