"Kau sadar? Sykurlah?" Arsen membawa satu cangkir gelas yang berisikan air putih yang ada di atas nakas, kemudian memberikannya pada Xeysa. "Minumlah agar rasa pusingmu itu cepat hilang," lanjut Arsen berucap.
Tanpa banyak bicara Xeysa langsung meraih gelas tersebut lalu meneguknya hingga tandas, wajar saja dirinya memang benar-benar kehausan.
Arsen tersenyum tipis, kebbali membawa gelas yang sudah kosong tersebut untuk disimpan di atas nakas.
"Apakah kau merasa pusing?" tanya Arsen.
Xeysa menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
"Aku ingin pulang," kata Xeysa tanpa menatap sang lawan bicara, pandangannya tetap lurus ke depan.
"Tidak, kau belum pulih Mbak dan kau baru bangun beberapa menit yang lalu," tolak Arsen. Bukannya apa, pria itu hanya khawatir saja, beruntung jika nanti di samping Xeysa ada Arsen, bagaimana jika tidak, entah Xeysa akan mendapatkan pertolongan dari siapa.