Mereka yang sudah mengerti, apa yang harus mereka lakukan pada pasukan yang membawa senjata api itu. Akhirnya mulai mendekati mereka dengan senyap dan bersiap untuk memotong leher mereka. Dengan belati yang selalu mereka bawa pada lengannya.
Dengan sigap mereka mulai menyebar dan mulai menentukan masing-masing dari target yang telah diberikan oleh Sang Boss, tidak lain adalah Rieza ini.
Mereka masing-masing mulai mengaktifkan alat komunikasi yang biasa, mereka gunakan untuk berkomunikasi jarak dekat. Karena kalau menggunakan telepon seluler hanya akan memakan waktu saja untuk sekedar memberi kabar dan instruksi kepada masing-masing anggota dari anak buah dari Rieza ini.
"Hei! Aku akan menyerang orang yang ada di samping dari rumah utama ini ya," ujar salah satu anak buah dari Rieza tersebut.
"Oke. Aku akan menyerang yang di bagian depan ya. Tepatnya yang berada di depan pintu utama tersebut ya," timpal salah satu anggota dari Rieza ini.