Namun, sebuah jawaban yang lain telah saja membuat hati Widyaningrum jadi berdebar tak menentu.
"Tidak seperti itu sepenuhnya, Wid. Karena aku pun tak dapat mengingkari jika kamu adalah seseorang yang demikian cantik, menarik dan juga baik. Jika sudah begitu, siapa juga lelaki yang tak akan tertarik padamu?" meskipun terdengar ringan, namun kata-kata itu tetaplah meresap ke dalam hati Widya dengan sepenuh arti. Hingga lagi-lagi, Widya terdiam karena tak tahu harus mengucapkan apa.
Merasa harus kembali meyakinkan gadis tersebut, dengan lembut Indra memegang kedua lengan Widya. Lalu dengan sedikit menunduk ia berkata, "maafkan aku, Widya. Aku sama sekali tidak bermaksud kurangajar. Tapi, mana mungkin aku melupakan begitu saja kenangan kita yang seperti tadi?"