Matanya pun menjadi terpejam saat menghirup betapa harum keringat yang keluar dari tubuh sang gadis, sehingga iapun menjadi tak sadar jika wangi feminim itu telah saja membawa angannya melayang pada keharuman sejuta kelembutan wangi bunga yang ada di taman hatinya.
Rasa rindu serta gemas dan kebahagiaan yang mereka nikmati hari itu, pada akhirnya sudah membuat kedua orang itu menjadi lupa diri. Hingga dengan sepenuh kelembutan mesra, Indra menciumi leher jenjang Vanessa sambil memejamkan matanya penuh penghayatan kasihnya. Lalu terlenalah si pemuda dalam buai kerinduan pada cinta pertamanya, sehingga terlupalah pula jika dirinya saat itu telah memiliki sebuah status sebagai suami orang.
Sesungguhnya Indra memang telah terus saja berusaha membuang semua rasa bersalah dari dalam hatinya. Bahkan semenjak perjumpaan yang sedemikian mendadak, seluruh pikiran dan perasaan Indra seperti terus saja berperang untuk memenangkan sebuah pembenaran dalam sudut pandang masing-masing.
