"Hai, maaf aku telat …" mendadak saja sebuah suara memecahkan kebisuan dari dua orang yang sedang bertatapan dalam keguncangan hati masing-masing.
"Uh, Amanda … ngagetin aja. Udah selesai?"
"Hi hi hi … ngapain juga kalian pada bengong pandeng-pandengan gitu? Eh, Mbak Widya .. hi hi, maaf aku telat." Dengan gaya bandel seperti layaknya dulu, Amanda nampak langsung saja berlagak akrab. Tentu saja dengan mengabaikan pengetahuan jika kedua orang yang ada di hadapannya itu sedang memiliki sebuah masalah yang hampir sama.
"Oh, ndak papa, dek … silakan duduk," Widya pun menjawab dengan sopan.
"Baiklah. Yuk, kita mulai pesen. Hi hi hi … selain sudah lapar, sebentar lagi aku juga harus pergi." Dengan sikap ramah serta ceria yang merupakan sifat aslinya, gadis muda itu terus saja memerankan diri sebagai adik dari kedua orang lainnya.