Mendengar pertanyaan yang sedemikian tendensius itu, langsung saja Indra tertawa sebelum menjelaskan duduk perkaranya.
"Eh, ha ha ha … anak nakal itu jangan kau percaya omongannya. Dia hanya ngarang!" demikian ujar si pemuda.
"Ngarang gimana? Lah, tadi kan dia bilang sendiri kalau kamu kesayangannya. Dan kamu sama sekali ndak menyangkal waktu dia ngomong gitu," sedikit demi sedikit Widya mulai terlihat menjadi semakin percaya diri di hadapan Indra, hingga gadis itu jadi lebih berani lagi untuk banyak bicara.
"Ha ha … dia memang sudah kuanggap sebagai adik kesayangan." Akhirnya Indra pun menjelaskan.
"Oh, benar begitu?" si gadis bertanya lagi untuk meyakinkan.
"Iya, begitu … emang kenapa?"
"Ah, kukira kamu akan jadi adik ipar pemilik perusahaan tempatmu bekerja," akhirnya Widya mengakhiri masalah tersebut dengan suatu kesimpulan, yang mana hal tersebut tidak sedikit pun mau ditanggapi oleh sang pemuuda.