Seluruh rasa yang menyebabkan keraguan pun seperti hilang musnah. Hingga seolah rasa sungkan jadi memudar tak berbekas, seiring berlalunya waktu yang mereka lewati dalam rasa saling pengertian dan ketulusan hati.
Wanita itu mau mengerti, dan bahkan ternyata juga sudah menyatakan dukungan pada Miranti untuk melanjutkan niatnya dalam pernikahan sandiwara demi melindungi keluarganya. Sementara, Indra sendiri malah jadi semakin larut dalam buai asmara palsu yang ia ciptakan sendiri. Dimana darah mudanya yang selalu saja siap bergolak, saat itupun telah bagai menggelegak panas.
Irma memejamkan matanya dan begitu menikmati setiap buai rayu yang Ia rasakan. Semua yang bercampur aduk dalam hatinya, kini dirasakan menjadi begitu indah dan syahdu. Terlebih saat ia merasakan kini tangan kanan sang pemuda mulai menjelajah kebagian bawah tubuhnya, lalu kembali mengusap lembut hingga membuat seluruh bulu roma wanita itu kembali dirasakannya meremang.
