Trrrt… trrrt… Bunyi nyaring telepon membuat mama Kareen tidak sabar untuk mengangkatnya.
"Kar ada telepon tuh!!", teriak mama dari ruang tamu.
Dengan sikap lemas, Kareen beranjak turun dari kamarnya. Diangkatnya ganggang teleponnya itu.
" Hallo…"
"Kar, gue Veron. Loe besok ada acara gak?". Terdengar suara Veron yang parau. Sepertinya dia lagi sakit atau tidak enak badan.
" Enggak . Emang kenapa Ver??", tanya Kareen yang terdengar senang menerima telepon dari cowoknya.
" Gue mau ngajakin loe ke kafe baru. Kebetulan band gue manggung disitu…", ucapnya dengan nada yang makin lama makin merendah.
" Boleh..", jawab Kareen dengan tak basa-basi. "Jam berapa loe bisa jemput gue?!"
" Jam tujuh malem…", ucapnya singkat. " Loe nggak bakal dimarain sama mama loe kalo loe jalan sama gue kan??!", tanya Veron yang tak yakin dengan jawaban Kareen.
" Gue…. Gue pasti bisa kok jalan sama loe. Kalo bisa, gue kabur aja!!", ujarnya mantap. "Gue udah kangen banget jalan sama loe. Kayaknya gue udah jarang banget bisa jalan berdua kayak dulu…", terang Kareen membuka hatinya. Ia benar-benar tidak tahan untuk mengungkapkan kegundahannya selama ini.Kareen memeluk erat boneka Bear yang dipegangnya. Ia serasa kangen berat dan ingin sekali memeluk Veron seperti boneka lucu itu.
" Ya udah deh sayang… Gue tunggu besok ya!!", ucap Veron dengan lembutnya.
Hati Kareen terasa puas dan bahagia sekali karena ia akan jalan berdua lagi bersama dengan Veron. Mereka memang sudah lama sekali tidak berkomunikasi dan tidak berhubungan karena Kareen memutuskan untuk backstreet. Semenjak itulah Kareen terlihat jarang berpergian dengan Veron.
****
Pukul tujuh malam di rumah Kareen sekarang sedang sepi. Hanya ada mbok Inah yang lagi asyik memasak di dapur. Dengan hati-hati, Kareen pun beranjak turun dari kamar atas.
" Non Kareen mau pergi kemana??!", tiba-tiba suara mbok Inah membuyarkan kepergian Kareen secara diam-diam.
" Belajar kelompok ke rumah temen kok! Ntar juga bakal selesai…", jawabnya cuek sambil tetap melangkahkan kaki untuk keluar rumah.
" Kok pakaiannya bagus banget non?? Memang ada pesta juga ya?!", tanya mbok Nah lagi. Sepertinya ia tak percaya dengan perkataan Kareen.
Kali ini Kareen memang ingin tampil beda dari kesehariannya. Rambut yang selalu ia gerai, sekarang jadi diikat manis dengan dihiasi pernak-pernik hiasan rambut. Bajunya pun juga begitu. Ia memilih memakai kaus singlet merah dengan halter neck dipadu dengan sarung tangan bahan jaring atau yang lebih dikenal dengan fishnet. Ia juga berani memadukannya dengan rok mini ber-hypster. Pokoknya, kali ini Kareen bener-bener ingin terlihat cantik dan seksi. Pasti, Veron teramat menyanjungi dirinya malam itu.
" I…iya…", jawabnya terbata. " Ah mbok… Kareen cuma pergi sebentar kok! Gak lama…", janjinya meyakinkan mbok Nah.
" Ya sudah.. Yang hati-hati ya non….", tutup mbok Nah sambil melambaikan tangannya. Kareen pun membalas lambaian itu, kemudian bergegas pergi menuju pintu luar.
****
" Kar, elo tampak cantik banget hari ini. Gue suka sama penampilan loe..", puji Veron saat menatap Kareen yang berada tepat dihadapannya. Diraihnya tangan Kareen sambil tetap memandang Kareen dari dekat. Veron mendekap erat tangan Kareen, erat sekali… Tampak sekali bahwa Veron benar-benar kagum sama kecantikan ceweknya.
Dengan cepat, Kareen melepaskan dekapan tangan Veron dan diacuhkannya tatapan mata Veron yang liar itu. " Udahlah Ver… Gak enak nih dilihatin orang…".
Yup! Malam ini, Veron mengajak Kareen ke kafe yang baru dibuka. Kafe itu terasa ramai. Banyak sekali pengunjung yang berlalu-lalang di dalam maupun di luaran kafe.
Dan tepat di malam romantis itu, Veron memberikan meja khusus hanya untuk Kareen. Meja itu berhiaskan bunga mawar merah disertai dengan hiasan lilin yang memberikan kesan hangat dan romantis. Yang dilakukan Veron itu, hanya bisa membuat orang benar-benar merasa iri.
" Kar, gue tinggal dulu ya… Gue lagi ada perlu sama anak-anak band gue..", ucapnya seraya meninggalkan Kareen yang tengah duduk sendirian. Kareen hanya menganggukkan kepalanya dan membiarkan Veron pergi untuk urusan manggungnya.Dilihatnya sekeliling. Kareen sempat merasa risih juga karena banyak mata yang tertuju padanya. Kareen bahkan merasa minder atau tidak percaya diri dengan penampilannya saat itu. Apa ada yang salah ya?!
Tak berapa lama kemudian, puncak acara di kafe itu pun dimulai. Band Veron terpilih untuk mengisi acara pembukaan itu terlebih dahulu. Veron menyanyikan sebuah lagu yang menjadi hits kesukaan Kareen. Dilantunkannya lagu itu dengan sepenuh hati disertai dengan ekspresi yang menjiwai benar. Semua pengunjung merasa terbius dengan penampilan Veron, dkk hingga malam yang larut tak begitu terasa dingin dan waktu tak terasa begitu cepat.
Di saat Kareen lagi asik melihat show mereka, Kareen dikagetkan dengan kedatangan Dino dari kejauhan. Dia datang tidak sendiri, tetapi datang bersama seorang perempuan. Perempuan itu terlihat cantik sekali. Pakaiannya yang serba putih, hanya akan menampakkan putihnya kulit cewek itu. Dipandangnya Dino lagi dari kejauhan untuk memastikan bahwa memang benar dia adanya. Tetapi Dino tak kunjung melihat kearah Kareen. " Moga aja dia enggak tau ada gue disini…", harapnya cemas sambil sesekali tetap memandang Dino beserta perempuan itu. Tampak terlihat, Dino sedang mempersilahkan perempuan itu duduk di hadapannya. Dino yang memakai hem putih bergaris disertai dengan jas selayaknya orang kantoran, menjadi terlihat keren dan tampan.
Proookk… proook…prrokkkk..
Tepukan meriah yang diberikan semua pengunjung di kafe. Mereka sangat terpukau dengan penampilan band Veron itu.
" Terima kasih kepada hadirin semua..", ucapnya membuka pembicaraan. Kali ini Veron terlihat nervous. Tampak terlihat gugup di wajahnya. Padahal di setiap ia manggung dan menyanyi, ia tidak pernah bercucuran keringat seperti itu. Mungkin ada hal yang ingin ia sampaikan.
" Pada kesempatan yang diberikan kali ini, ijinkan saya untuk mengungkapkan sesuatu hal untuk perempuan yang kebetulan hadir disini. Itu dia….", tunjuk Veron kearah Kareen di hadapan semua penonton yang menyaksikannya.
Kareen benar-benar merasa seperti patung saat semua mata pengunjung melihat kearah Kareen, tak terkecuali Dino.
" Gue udah setahun lebih pacaran sama seorang cewek. Dia adalah cewek paling baik buat gue. Sekarang aja dia nampak paling cantik di kafe ini..", tunjuknya kearah Kareen dan semua orang nampak memandang penuh kearahnya. Tak terkecuali Dino. Sepertinya ia pun juga tercengang dengan hadirnya Kareen malam itu.
Kareen nampak salting(salah tingkah) sendiri. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Ada yang melihatnya dengan rasa kagum, dan ada pula yang melihat dengan tatapan risih dan sedikit mengumbar tawa.
Veron melanjutkan pembicaraannya. "Tetapi hubungan kita berdua sempet renggang, karena nyokapnya gak pernah suka sama gue. Akhirnya tempo hari, dia minta gue untuk backstreet.. Jadi, gue berdiri disini, khusus pengen ngungkapin sesuatu hal buat dia. Kalau gue sebenernya mau….".
Saat Veron ingin melanjutkan kata-katanya, tiba-tiba seorang cewek berdiri di hadapan Veron berkata, " Karena Veron mau nikah sama gue!! Lagian tuh cewek nggak pantes amat pake baju norak kayak gitu.. pakaiannya udah kayak gadis malam aja…". Cewek itu dengan tegas memandang sinis kearah Kareen. Sepertinya Kareen mengenali sesosok wajah cewek itu.
Terdengar riuh penonton menyoraki Kareen. Bukan karena Kareen populer di tempat itu, tetapi Kareen hanya bisa dibuat malu dengan ejekan sadis yang dikeluarkan dari cewek itu. Sejurus kemudian, Kareen menutup mukanya kemudian bergegas lari dari kafe. Ia benar-benar tak ingin kembali ke kafe itu lagi. Veron yang melihat itu hanya bisa terpaku dan tak kuasa mengejar kepergian Kareen.
****
Dipekatnya malam disertai dengan beribu macam bintang, Kareen terduduk di sebuah bangku taman yang berada di sudut tempat yang tak jauh dari kafe. Tempat itu sepi dan tak begitu terdengar keramaian orang-orang sekitar. Hanya ada satu sorotan lampu malam yang mampu menerangi tempat itu.
Kareen menyandarkan tubuhnya dan mencoba menutup kedua matanya. Masih teringat akan kejadian tadi yang membuat ia benar-benar malu dan merasa tidak percaya diri. Tepukan para pengunjung yang bersorak ramai mengejek Kareen disertai dengan kedatangan Dino bersama seorang perempuan pada waktu itu. Kareen tidak tahu harus berkata apa, apabila seandainya Dino berkata macam-macam pada mamanya tentang kejadian barusan.
" Kar, loe masih sedih ya??!", tanya seorang cowok yang tiba-tiba menepuk bahu Kareen dari belakang. Kareen menolehkan kepalanya untuk melihat siapakah gerangan orang yang perhatian padanya." Gak perlu loe pikirin deh kejadian tadi. Itukan cuma ejekan orang gila aja!", ujarnya membela Kareen.
Ia tak ingin gadis manis itu menjadi sedih.
" Gak usah deh loe nasehatin gue… Gue tahu loe bakal ketawa ngeliat gue kayak gini…", desah Kareen yang masih terlihat sedih. Dikeluarkannya sapu tangan lalu diusapkannya air mata Kareen dengan sapu tangan yang dibawanya.
" Kar, loe mestinya harus tahu. Kalo cowok yang baik itu suka ngeliat cewek dari hati, bukan dari penampilannya. Kalo loe ingin berubah hanya karena loe pengen ngebuat hati cowok loe seneng, loe SALAH besar!! Justru loe akan rugi sendiri… Liat aja deh sekarang! Loe seneng gak?!", tanyanya dengan tegas. Ia benar-benar menginginkan Kareen untuk sedikit lebih bijak dan lebih dewasa. Bukan jadi orang cuek yang justru tidak menghargai dirinya sendiri.
" Din, emang gue ngelakuin salah besar banget ya? Apa gue tadi terlihat stupid??!", tanya Kareen pada cowok itu. Dan ternyata benar, cowok itu adalah Dino. Ia sengaja meninggalkan temannya di kafe untuk pergi mencari keberadaan Kareen.
" Loe nggak salah kok! Mungkin loe harus belajar banyak aja! Supaya loe lebih bisa ngehargai diri loe sendiri..", bujuknya menenangkan Kareen.
" Terus gue harus gimana??!", tanya Kareen yang masih terlihat sendu.
" Gue suka loe apa adanya.. Tanpa polesan atau tanpa topeng. Jadi, pliss.. jangan rubah diri loe hanya karena loe ingin orang jadi kagum sama kecantikan loe.. Loe nggak pantes untuk diperlakukan seperti tadi", pintanya dengan menebarkan senyum kecil di bibirnya. " Pulang sama gue yuk…!!", ajaknya sambil menggandeng tangan Kareen.
"Tapi KENAPA?? Kenapa Veron mau nikah sama cewek itu tadi?? Kenapa dia gak bisa berterus terang sama gue?? Gue salah apaa??", Kareen menangis bertambah keras. Dino masih dengan sabar memeluk tubuh Kareen dan menepuk punggung belakangnya untuk bisa menenangkan kesedihan Kareen.
"Inget yaa.. air mata loe terlalu sayang untuk dibuang kayak gini. Loe harus move on dan terima kenyataan kalau Veron memang bukan cowok baik untuk elo.. umur loe masih muda, loe cantik dan gue yakin, masih banyak cowok yang pantes untuk loe dapetin "
Kareen tak bisa berkata apa-apa. Hatinya masih terlalu sakit untuk bisa menerima kenyataan itu. Langkahnya pelan, mengikuti Dino yang berada di depannya. Dino menghentikan langkahnya, agar Kareen bisa berada disampingnya. Dengan santai, ia meraih pundak Kareen dari belakang. Didekapnya pundak Kareen dan dengan pelan, ia mengiringi langkah Kareen menuju mobil.
Kareen merasa tak enak hati dengan Dino yang berada sangat dekat padanya. Tapi entah kenapa, Kareen tak bisa melepaskan dekapan 'hangat' itu. Batinnya terasa lebih tenang dari pada tadi. Dan dengan tak sadar, Kareen meletakkan kepalanya di bahu Dino. Tangan Kareen meraih tangan Dino. Dino tak bergeming. Ia tetap santai mengiringi langkah Kareen. Bahkan dekapan tangannya menjadi lebih erat dan lebih 'hangat'…
" Ini mobil loe?!", tanya Kareen begitu sampai di parkiran mobil. Kareen dan Dino berhenti tepat di depan sebuah mobil bermerk VW Beattle, atau yang biasa disebut dengan mobil kodok. Mobil itu dimodifikasi sedemikian rupa sehingga nampak unik dan nyentrik. Apalagi yang lebih menggelikan, dibagian samping kiri mobil dipasang sebuah terompet merah besar yang difungsikan sebagai klakson mobil.
" Iya…", jawab Dino dengan tampang polos. Ia tampak sedikit canggung dengan pertanyaan Kareen. " Emang kenapa??!", lanjutnya dengan sikap heran.
" Gak nyangka ya??! Cowok jutek dan sok dewasa kayak loe, bisa punya mobil kayak anak kecil gini… Norak tau!!", ujarnya sambil tertawa cekikikan. Kareen benar-benar tak tahan dengan apa yang ia lihat di depan matanya.
" Gak perlu ngejek deh!! Kalo loe nggak mau naik mobil gue, loe bisa pulang aja sendiri. Tuh ada taxi!! Mau loe naik taxi??", suruhnya dengan lantang dan tegas. Dilihat dari tampangnya, ia kelihatan benar-benar jutek dan sebal dengan perkataan Kareen.
Kareen menghentikan tawanya. " Iya deh, sorry…", ujarnya dengan lembut dan tertawa kecil. Tampaknya Kareen masih belum bisa menahan tawanya. " Udah ah, pergi aja yuk!! Gue udah nggak tahan kalo ada disini lama-lama…", pintanya pada Dino yang beranjak memasuki mobil.
Dengan lantang dan sigap, Dino langsung menancapkan gas mobilnya. " Ok, Let`s go…", ujarnya memberi intruksi pada Kareen.