Ellina menangis di dalam kamar, tidak ingin bertemu dengan siapapun. Hal itu membuat Yorsa menjadi khawatir dan panik, sekaligus masih gak nyangka sama sekali kalau Ellina ... Hamil!
Astaga bagaimana bisa Ellina hamil, disaat dia hendak memasuki masa gemilang karirnya di dunia entertainment?
Sekembalinya Vernon dan Kelen, mereka berdua tampak keheranan dengan posisi Yorsa bolak-balik di depan kamar Ellina.
"Ada apa?"
Yorsa menoleh dan menajamkan pandangannya ke arah Kelen. Mau bagaimanapun ini terjadi karena Kakaknya si Kelen itu menghamili Ellina.
"Nanti akan aku ceritakan semuanya, yang jelas sekarang kita lagi dalam situasi yang rumit."
Kelen yang memang tidak tau apa-apa langsung duduk di ruang tengah sembari melihat beberapa potong pakaian yang baru dia beli.
Vernon yang melihat tatapan sinis dari Yorsa untuk Kelen, bertanya-tanya dengan penasaran. Ada apa gerangan sampai Yorsa begitu memperhatikan gerak-gerik Kelen.
"Ini semua karena Ellina kecelakaan."
"Ada apa sih, kalau memberikan jawaban itu yang jelas dan padat. Jangan padat aja tapi tidak jelas."
Yorsa menatap ke arah Vernon dengan kesal, "lebih baik kamu diam dulu, karena ini masalah yang gak bisa kita selesaikan dengan mudah."
Vernon memutar bolamatanya jengah, dia bertanya apa masalahnya nanti akan diabaikan lagi oleh Yorsa, memang paling benar menunggu korbannya berbicara langsung.
"INI GAK MUNGKIN!"
Teriakan Ellina di dalam sana membuat semuanya menoleh kaget. Yorsa saking paniknya membuka engsel pintu beberapa kali, namun memang terkunci dari dalam.
"Aku dobrak aja pintunya?" Pinta Vernon.
"JANGAN BERANI-BERANI DOBRAK!"
Teriakan Ellina di dalam sana mengurungkan niat Vernon yang kini menyengir lebar karena tau diri kalau tadi hendak membobol pintu kamar Ellina.
Kelen mendekat dengan penasaran dan mengetuk pintu Ellina beberapa kali, "Ratu apa yang terjadi, kenapa berteriak di dalam sana?" Tanya Kelen.
Bukannya mereda Ellina malah terdengar semakin terisak di dalam sana. Bunyi tangisannya agak lebay menurut Vernon tapi kalau dia utarakan bisa dipecat nantinya.
"Kelen lebih baik kamu jangan ajak bicara Ellina dulu, kamu harus tau kalau ini perbuatan kakak kamu itu."
Kelen mengernyitkan dahinya keheranan, "ada apa dengan Raja Eyden, dia datang kesini?" Tanya Kelen yang mendadak sadar dan seketika langsung panik.
"Cepat sembunyikan saya! Nanti Raja Eyden marah, kakak saya menyeramkan ketika Marah!" Ujar Kelen panik bukan main.
"Apa yang dia katakan?" Tanya Yorsa keheranan.
"Justru kalau kakak kamu ada di sini, saya akan masukan dia ke dalam penjara karena sudah berbuat tidak senonoh pada Ellina."
"Penjara itu apa?"
Yorsa menepuk pelan jidatnya seraya melirik sinis ke arah Kelen. Dia lupa kalau Kelen anak suku jadi tidak mungkin mengerti beberapa kata baru.
"Ah intinya kita tunggu saja Ellina sampai dia keluar sendiri dari kamar."
Mereka duduk di ruang tengah dengan berbagai ekspresi, mengharapkan Ellina memang benar-benar keluar dari kamar dan menjelaskannya pada mereka, tepatnya pada Kelen dan Vernon yang merasa penasaran serta bingung.
Hingga tidak butuh beberapa jam akhirnya Ellina keluar dengan mata sembab dan juga menatap tajam ke arah Vernon.
"Cepat pesankan aku makanan, aku lapar!" Ujar Ellina galak.
Vernon yang mendengar hal tersebut kaget sendiri, namun dengan cepat melaksanakan perintah. Sementara Yorsa mendekat dan mengajak Ellina untuk duduk.
Kelen juga ikut duduk di dekat Ellina dengan perasaan sedih. Apa yang terjadi pada Ellina dia sangat penasaran.
"Gimana?"
"Cari dokter terbaik untuk membersihkannya."
Yorsa menghela nafas, sudah tau akan seperti ini jadinya. Mendengar kalimat aneh dalam ucapan Ellina, Kelen bertanya.
"Siapa yang mau dibersihkan?"
"Anak kakakmu," sahut Yorsa yang sudah kepalang kesal.
"Oh anak kakak."
Kelen menganggukkan kepalanya, namun sedetik kemudian dia tampak berpikir maksud dari ucapan Yorsa. Sementara Ellina hanya terlihat lesu.
"HAH? ANAK KAKAK? RATU ANDA SEDANG MENGANDUNG?" Pekik Kelen dengan raut wajah terkejutnya.
Ellina melirik Kelen dengan malas, dan hanya mendengus sebal. Dia masih terlalu muda untuk hamil dan punya anak, karirnya bagaimana?
"Iya tapi Ellina akan menghilangnya."
Kelen makin syok, "bagaimana bisa dihilangkan?"
"Mengugurkan, apa itu juga tidak kamu ketahui?" Sahut Yorsa dengan pandangan malas.
"Itu benar Ratu? Anda ingin menggugurkan penerus suku bulan? Ratu?!"
Kelen berubah tempat menjadi semakin dekat dengan Ellina. Meminta penjelasan yang lebih rinci kenapa Ellina melakukan hal seperti itu?
"Ratu, anda benar-benar---"
"Sudahlah Kelen, lagipula ini pilihan yang baik untuk Ellina. Kamu jangan memaksanya untuk mempertahankan anak yang tidak dia inginkan."
Kelen tidak habis pikir dengan jawaban yang diberikan oleh Yorsa. Dia mendorong wanita itu dengan tidak sopan.
"Anda tidak punya hati nurani ya? Saya tidak paham kenapa manusia di kota terlalu berpikir seperti hewan?"
"Ratu, anda ingin menghilangkan nyawa darah daging anda sendiri?"
"Tolong pertimbangkan? Setidaknya saya memohon bukan karena dia adalah keponakan saya, tapi karena dia adalah janin yang ingin hidup dan tidak berdosa!"
Kelen mencapai puncak kemarahannya kemudian menggeleng pelan dan menghela nafas. Sementara itu Ellina hanya terdiam ketika mendengar ucapan Kelen.
"Anda benar-benar wanita jahat, calon ibu yang sangat jahat."
"Kelen! Kamu tidak tau apa-apa, kalau Ellina tetap mempertahankan bayinya, bagaimana dengan kelanjutan karirnya, apa lagi ayah dari bayi yang dia kandung tidak jelas asal usulnya!" Sahut Yorsa.
Hal itu membuat Ellina menoleh dan memberikan tatapan, yang mengisyaratkan Yorsa untuk diam.
"Kakak saya adalah Raja suku bulan, bukankah itu sudah cukup dan dia adalah RATU KAMI lalu sekarang akan lahir PENERUS suku bulan tapi Ratu ingin melenyapkannya?"
"Oh Dewa! Kutuklah kami!"
"Eh, jangan sembarangan bicara! Kamu saja yang kena kutukan saya dan Ellina jangan!"
Perdebatan di antara keduanya terus berlanjut, hal itu membuat Ellina semakin pusing tujuh keliling. Benar-benar ingin pergi dari sini sekarang juga.
"Kalian berdua diamlah!"
"Aku sedang pusing, apapun keputusanku itu adalah hakku!"
Tatapan tajam Ellina dilayangkan satu-persatu baik ke arah Yorsa maupun ke arah Kelen.
***
Suku bulan mengirimkan ancaman. Hal itu memancing adanya peperangan yang mungkin terjadi di antara dua suku.
Tuduhan tak berdasar karena Eyden mengira Ellina dan juga Kelen diculik oleh mereka. Padahal sebenarnya tidak, bahkan mereka marah besar ketika surat ancaman itu datang tanpa adanya masalah.
Suku bulan begitu menggebu-gebu ingin memerangi suku bintang. Eyden tampak selalu diliputi awan petir, karena tidak pandang bulu ketika marah.
Eyve yang melayani Ellina kena hukuman berat, karena lalai dalam tugasnya.
"Siapkan tombak!"
"Baik Raja!"
Mereka semua bekerja siang dan malam, membuat persenjataan tradisional yang mengandalkan alam.
Eyden tidak pernah patah semangat, selalu optimis kalau Ellina dan Kelen berada di suku Bintang, mungkin saja ada dendam lama sehingga mereka berani menculik istri dan adiknya.
Tidak disangka-sangka salah seorang dari perwakilan suku Bintang datang dengan damai, menyampaikan sebuah pesan untuk mereka.
"Saya Ahir, perwakilan suku bintang."
"Salam."
"Salam."
"Ketua kami, ingin mengajukan beberapa syarat dan pertanyaan sebelum perang terjadi."
"Apa itu?" Tanya Eyden sinis.
"Kami suku bintang, tidak tau menau kenapa suku Bulan ingin memulai perang. Karena kami kira kita semua akan damai."
"Ck, kalian menculik Istri dan Adikku apa itu tidak cukup!"
"Raja tolong tahan," ucap salah satu penasehat.
Saking kerasnya Eyden, dia hampir membunuh pria yang menyampaikan pesan dari suku bintang.