Pagi harinya Sean terbangun. Ia mencium bau masakan yang harum kemudian beranjak dari tempat tidurnya yang amat sangat menyiksa otot-ototnya yang terasa lebih ngilu setelah bangun tidur.
Sean pun mengikuti sumber bau masakan yang harum itu yang ternyata berasal dari dapur. Di sana Alexandra sudah rapi dengan seragamnya dan sedang memasak.
"Jam berapa kau bangun?" tanya Sean.
Alexandra menoleh, "oh, kau sudah bangun, aku bangun jam 5 tadi," jawabnya.
Sean mendelik, "kau serius, kau tidak merasa kurang tidur, aku saja masih merasa ingin tidur kembali, apalagi tubuhku sekarang terasa lebih sakit?" tanyanya.
"Aku baik-baik saja," jawab Alexandra, "kau juga kenapa lebih memilih tidur di kursi, aku kan sudah menawarkanmu tidur di kamar ayahku," protesnya.
Sean menggaruk-garuk kepalanya, "itu, aku benar-benar takut," jawabnya lirih.
Alexandra tertawa, "kau sungguh takut?" ia semakin terbahak-bahak sementara Sean hanya bisa meringis.