Ruth tersenyum lega karena akhirnya ia menemukan seserang yang tepat untuk menjaga Alexandra. Meski tampaknya ini terlalu cepat karena ia baru mengenal Sean tetapi Ruth tahu Sean bukan pilihan yang salah. Hanya tinggal menunggu saja kapan mereka bisa saling mencintai satu sama lain.
Sean pun kini merasa selangkah lebih maju karena Ruth secara langsung telah menyerahkan Alexandra padanya. Semangat pun semakin berkobar dalam dirinya untuk memenangkan hati Alexandra.
Alexandra pun datang menatap keduanya bergantian kemudian menatap ayahnya, "ayah, ini sudah waktunya ayah istirahat," katanya alih-alih mengusir Sean.
"Ini jam berapa, Alexandra, aku senang sekali menyuruh ayah tidur," tegur Ruth.
Sean pun tersenyum, "sebenarnya dia ingin aku pergi dari sini, paman," sindirnya.
"Benar begitu, Alexandra?" tanya Ruth.
"Memangnya kenapa?" protes Alexandra.
"Tidak boleh, ayah sudah memilihnya untukmu," tegas Ruth.
Alexandra terkejut, "apa?"