Amanda memandangi kepergian kakaknya dari balik jendela kamar. Ia tahu kakaknya pasti akan datang. Tapi bagaimanapun juga ini tidak mudah untuknya. Tidak mudah melupakan kata-kata ayahnya yang sangat kejam.
Untuk apa ia harus menjenguk pria keras kepala itu? Bukankah Amanda sudah tidak dibutuhkan lagi?
***
Sean duduk terdiam di sofa di ruangan kantornya. Ia berbaring seraya memandangi langit-langit. Tiba-tiba ponselnya berdering dan Sean pun segera mengambil ponsel itu dari meja.
Tertera nama Evelyn di layar ponsel dan Sean pun cepat-cepat mematikan telepon itu. Sudah berhari-hari ia tak pulang ke rumah orang tua angkatnya itu. Ia lebih memilih tinggal di hotel saja bahkan ia mulai berencana untuk membeli sebuah rumah atau apartemen.