Amanda memandangi suaminya, kembali menggenggam jemarinya yang tergores di sana dan sini. Ia mendaratkan kecupan di kening Christoper yang tertutup oleh perban. Air matanya pun jatuh di sana sedikit membasahi perban putih itu.
Dokter lalu meninggalkan ruangan. Amanda dibantu Louis kembali ke ranjangnya agar ia kembali beristirahat. Amanda hanya bisa pasrah meski hatinya enggan beranjak dari tempat duduknya.
Setelah ia dibaringkan ke ranjang, ia menoleh ke samping menatapi Christoper yang belum juga membuka matanya. Sedih. Itu yang amat sangat dirasakan Amanda. Melihat pria yang amat ia cintai menderita seperti itu adalah sebuah kutukan untuk Amanda.
Esok hari Amanda pun menjalani tes lanjutan untuk memastikan tidak ada luka lagi di dalam tubuhnya yang mungkin saja bisa sangat berisiko di kemudian hari. Setelah beberapa jam kemudian hasilnya menunjukkan bahwa Amanda benar-benar tidak memiliki luka dalam dan kondisinya amat stabil.