Kicauan burung dan sinar matahari yang menyelinap masuk melalui celah-celah jendela mengetuk kelopak mata Amanda untuk segera terbuka. Sebuah iris kecoklatan dengan pupilnya yang menciut ditimpa cahaya tampak begitu cantik menyambut pagi yang cerah.
Amanda menggeliat di balik selimut kemudian menatap Christoper yang masih terlelap di sampingnya. Masih saja pria itu tidur dengan posisi meringkuk seperti janin dalam kandungan.
Amanda mandangi pria yang kini adalah suaminya itu dengan penuh cinta. Dibelainya wajah dengan bulu brewok itu. Kemudian ia mendekat dan mengecup bibir Christoper.
Ia mengerutkan dahi karena ternyata Christoper tak bisa bangun hanya dengan kecupan saja. Amanda pun menghela napas dan memilih beranjak saja dari ranjang.
Ia membuka tirai dan juga jendela sehingga sinar matahari langsung menerpanya, memberikan pelukan yang hangat dan juga mengisi paru-parunya dengan udara yang masih bersih.