Sean menatap kekasihnya dalam-dalam. Keduanya bertatapan tampak serius. Tetapi tiba-tiba Sean tertawa geli, "hahahaha."
"Kenapa kau malah tertawa?" protes Alexandra.
Sean menghentikan tawanya, "tentu saja aku milikmu, Alexandra, aku sudah milikmu seutuhnya," katanya.
"Tapi, saat aku melihat kau begitu peduli pada Amanda aku merasa kau tidak sepenuhnya milikku," kata Alexandra.
"Kau tidak nyaman dengan itu?" tanya Sean.
Alexandra mengangguk, "tidak, aku tidak suka melihatnya, kau tidak boleh peduli pada wanita lain meskipun sedekat apa pun kau dengannya, aku sudah cemburu melihat mama memanggil Amanda sebagai anak perempuannya, seakan-akan Amanda tak pernah tergantikan baginya, aku tidak akan sanggup kalau kau juga begitu," tuturnya.
"Aku senang sekali mendengarnya," ujar Sean.
"Kenapa?" tanya Alexandra.