Liam terdiam cukup lama. Dia kembali duduk di koridor dan tampak kebingungan. "Aku tahu di mana dia, tapi aku tak yakin dia mau membantu," katanya, "dia sudah lama sekali pergi meninggalkan kami," tambahnya.
"Kau harus coba dulu temui dia, bagaimanapun juga dia ibumu, kau dan kakakmu lahir darinya, dia pasti juga sedih saat tahu Alexandra sedang sekarat," ujar Sean.
Liam tampak ragu karena terakhir kali saat kakaknya datang menemui ibunya, kakaknya justru di usir dengan kasar hingga ia harus banting tulang seorang diri demi menghidupi dirinya dan ayahnya.
Sean lagi-lagi meyakinkan Liam. Ia menyentuh bahu pria muda itu, "cobalah dulu, Liam, ini demi kakakmu," bujuknya.
"Tapi bagaimana kalau aku tidak dapat apa-apa dan hanya diusir sama seperti kakak, ibuku sudah sangat berubah, dia bukan lagi seperti ibu kami, dia sudah menjadi orang lain," ujar Liam.
"Dia ibumu, Liam, sampai kapan pun dia ibumu, aku yakin masih ada kasih sayang di dalam hatinya," jawab Sean.